Suhardi : Radikal Senantiasa Dikonotasikan Dengan Hal Negatif

Tanjungpinang, IsuKepri.com Seorang tokoh masyarakat dan akademisi, DR. Suhardi Muchlis menyebutkan, berfikir radikal artinya bersungguh – sungguh dalam mencapai sebuah tujuan yang positif.

Namun saat ini, radikal senantiasa dikonotasikan dengan hal – hal negatif. Padahal makna asalnya radikal tidak selalu negatif. Radikal dalam kaitannya terhadap teroris/ radikalisme agama adalah kesalahan dalam memahami agama dalam ruang yang sempit, ucap Suhardi dalam dialog keagaman yang digelar oleh Forum Pemberdayaan Pesantren (FPP) Provinsi Kepulauan Riau di Aula Pusat Informasi Haji (PIH) Kota Tanjungpinang, Jalan Pemuda Tanjungpinang, Selasa (4/11).

Dikatakannya, kebanyakan orang yang melakukan aksi dan tindakan radikal atas nama agama disebabkan karena tidak memahami ilmu secara kafah, atau memahami ilmu secara tanggung.

Dalam prinsip agama, tidak dikenal benar atau salah, namun agama mengajar tentang baik dan buruk. Baik akan berujung pada surga sedangkan buruk berujung neraka, katanya.

Ia juga menyampaikan, dalam memaknai jihad harus dipahami secara luas, karena banyak aspek yang saling terkait.

Kita harus benar – benar paham makna serta tujuan jihad, dan yang paling penting adalah bagaimana jihad itu dilakukan. Saat ini, bangsa kita telah mengalami krisis keteladanan serta degradasi moral. Kita telah kehilangan jati diri bangsa serta karakterer dan berkribadian yang baik, paparnya.

Oleh karena itu, kata dia, penguatan nilai – nilai agama perlu ditonjolkan untuk memupuk kembali karakter bangsa. Rasulullah SAW merupakan sebuah teladan sempurna yang memegang teguh nilai – nilai kebaikan dan kesantunan.

Sebagai generasi bangsa, anak – anak muda harus merubah pola pikir, untuk menjadi generasi yang bekerja keras dan berprestasi. Generasi muda juga tidak mudah disusupi oleh pemikiran – pemikiran radikal negatif yang dapat memberikan dampak buruk, katanya.

Ia mengungkapkan, kecerdasan emosional seseorang akan mempengaruhi tindakannya. Orang yang melakukan tindakan kekerasan serta anarkisme, sebagian besar disebabkan karena tidak seimbangnya tingkat emosional yang dimilikinya.

Berlaku baik sangka atau khusnudzon merupakan hal penting untuk menempa karakter/ kepribadian seseorang. Orang yang senantiasa khusnudzon akan membersihkan hatinya serta dirinya dari prilaku dan tindakan negatif. Jika kita keras dengan kehidupan, maka kehidupan akan menjadi lunak. Namun sebaliknya, jika kita lunak dengan kehidupan, maka kehidupan akan keras dengan kita, ucapnya.

Menurutnya, agama adalah sebuah pegangan atau panduan dalam hidup dan kehidupan. Agama tidak hanya mengatur hubungan hamba dengan penciptanya, namun didalam agama juga mengatur hubungan manusia dengan sesama.

Oleh sebab itu, harmonisasi dalam menjalin korelasi atau hubungan antar interaksi habluminallah dan habluminanas perlu dijaga, tuturnya. (***)

Alpian Tanjung

Read Previous

Dahlan Diberi Waktu Seminggu Untuk Putuskan UMK Batam

Read Next

Radikal Disebabkan Kurangnya Pemahaman Agama