Radikal Disebabkan Kurangnya Pemahaman Agama

Tanjungpinang, Isukepri.com Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kepulauan Riau, Drs. Mukhrizal menyampaikan, radikalisme bisa muncul dimana Saja. Tindakan radikal juga, biasanya akan mudah masuk apabila suatu daerah atau wilayah yang rawan konflik, seperti situasi politik yang tidak kondusif, maka berpotensi munculnya aksi – aksi radikal.

Aksi radikal atas nama agama biasanya disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah pemahaman agama yang sempit. Oleh sebab itu, dibutuhkan peran dari berbagai kelompok masyarakat dan instansi pemerintah untuk mengambil peran dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, papar Mukhrizal dalam dialog keagaman yang digelar Forum Pemberdayaan Pesantren (FPP) Provinsi Kepri di Aula Pusat Informasi Haji (PIH) Kota Tanjungpinang, Jalan Pemuda Tanjungpinang, Selasa (4/11).

Selain itu juga, kata dia, dalam berdakwah harus menyentuh kepada level paling bawah dengan bahasa yang mudah dicerna atau dipahami. Salah dalam berkomunikasi, maka akan menimbulkan salah tafsir terhadap pesan yang akan disampaikan.

Cara berkomunikasi yang santun dan baik, merupakan faktor dominan suksesnya pesan dakwah yang akan disampaikan. Sebagai contoh, cara berkomunikasi para Wali Songo yang mengadopsi budaya atau kultur tempatan, sehingga mudah diterima. Kita mengenal nyanyian Dzikir seperti tombo ati dan lain sebagainya. Di tanah Melayu, kita mengenal dengan Gurindam 12. Isi didalamnya adalah pesan – pesan moral agama yang mudah dicerna bagi masyarakat tempatan, ujarnya.

Metode dakwah seperti ini, menurutnya, penting dilakukan agar terjadi harmonisasi dalam membangun metode dakwah antara nilai – nilai budaya dengan nilai – nilai agama yang harus disampaikan.

Keberadaan organisasi Islam garis keras, Isis membuat citra Islam menjadi tercoreng. Organisasi yang diklaim sebagai organisasi radikal terkaya itu, membuat Islam menjadi semakin terpojokkan. Indonesia dengan tegas menolak keberadaan organisasi radikal tersebut, tuturnya.

Oleh karena itu, tambahnya, peningkatan kesejahteraan merupakan hal penting. Masalah kemiskinan seringkali menjadi alasan terhambatnya kesuksesan kegiatan dakwah. Namun, mengingat bahwa kemiskinan sangat dekat dengan kekufuran, maka seruan dakwah tetap harus diintensifkan bagi orang – orang miskin.

Agar dakwah itu dapat berhasil dengan baik, maka kita perlu mengenal kebutuhan – kebutuhan mereka dan mencarikan solusi pemecahannya secara integral. Dakwah memberikan contoh yang baik, orangtua memberi contoh yang baik kepada anaknya, guru memberikan contoh baik kepada anak muridnya, dan pemimpin memberikan contoh dan teladan yang baik kepada yang dipimpin, ucapnya. (***)

Alpian Tanjung

Read Previous

Suhardi : Radikal Senantiasa Dikonotasikan Dengan Hal Negatif

Read Next

Kapolsek : Kriminalitas Merupakan Perbuatan Kejahatan