Wako Siap Jadi Orang Tua Angkat Penyandang Disabilitas

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2014 yang pertama dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Tanjungpinang, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah siap menjadi orang tua angkat bagi para penyandang disabilitas.

Hal itu juga merupakan, permintaan dari sejumlah penyandang disabilitas yang ada di wilayah Kota Tanjungpinang. Seperti yang dikatakan salah seorang perwakilan penyandang disabilitas Kevin, ia meminta Walikota Tanjungpinang supaya menjadi orang tua angkat mereka.

“Apakah bapak Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah siap menjadi orang tua angkat kami,” kata Kevin, Senin (15/12) disaat membacakan sebuah puisi yang berjudul “Perhatikan kelebihanku dan acuhkan kekuranganku.

Akan hal itu, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmasyah mengaku siap menjadi orang tua angkat mereka. Oleh karena itu, Lis mengatakan akan bertekad dan lebih memperhatikan kebutuhan para kaum disabilitas, terutama dibidang kesehatan dan kesejahteraan.

Mulai bulan depan, saya perintahkan Dinsosnaker Tanjungpinang untuk setiap bulannya rutin melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bagi penyandang disabilitas. Begitu juga dengan rumah sakit, akan punya kegiatan bakti sosial dan kita juga akan sediakan kendaraan khusus antar jemput saat pemeriksaan kesehatan, karena merekakan punya keterbatasan gerak dan ini adalah tanggungjawab pemerintah,” papar Lis.

Selain itu, kata Lis, bagi penyandang disabilitas sangat membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih insentif lagi. “Kepada Dinas Kesehatan, tolong dipermudah bagi penyandang disabilitas yang ingin membtuhkan pengobatan. Sedangkan bagi penyandang disabilitas yang berat, Pemko akan mencari tempat yang layak. Kalau belum ada tempat yang layak, kedepan kita akan mencarikan tempat yang layak dan kalau bisa kita sewa,” ujar Lis.

Mernurutnya, para penyandang disabilitas pada hakikatnya memiliki hak yang sama dengan manusia normal lainnya. “Hanya saja, mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga membatasi setiap ruang geraknya. Namun hal itu bukan berarti mereka tidak bisa berkarya selayaknya manusia normal,” tutur Lis.

Sementara, saat melihat kondisi para penyandang disabilitas tersebut, Lis tak kuasa menahan air matanya ketika melihat salah satu pertunjukan yang dilakukan seorang penyandang disabilitas, Kevin saat membacakan sebuah puisi berjudul “Perhatikan kelebihanku dan acuhkan kekuranganku.”

Betapa tidak, dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, ternyata mereka memiliki bakat luar biasa yang belum tentu dimiliki manusia normal lainnya. Seperti menari, menyanyi, bermain alat musik, serta membaca puisi. Bahkan tamu yang hadir dan juga termasuk Kepala Dinsosnaker Tanjungpinang, Surjadi juga menetaskan air matanya, sesekali menutupi wajah dengan tangannya melihat pertunjukan oleh Kevin tersebut.

Bahkan para media yang hadir pada acara itu, serta Kasubag Humas Protokol Setdako Tanjungpinang, Bowo juga menetaskan air mata dan sesekali keluar ruangan karena terharu melihat semangat yang begitu kuat dengan kekurangan fisik mereka untuk menjalani hidupnya.

“Saya tak tahan lagi, kalau melihat anak disabilitas ini, air mata saya menetes sendiri,” kata Bowo.

Terpisah, Kepala Dinsosnaker Kota Tanjungpinang, Surjadi mengatakan, HDI yang dilaksanakan tahun 2014 ini diikuti sekitar 200 orang penyandang disabilitas yang ada di Kota Tanjungpinang, dan terdiri dari anak – anak, remaja serta dewasa yang menyandang disabilitas ringan dan berat.

“Saat ini, ada sebanyak 537 penyandang disabilitas di Kota Tanjungpinang. Dimana, terdapat 40 orang penyandang orang dengan kecacatan (ODK) berat dan baru sebanyak 19 orang yang mendapat bantuan dari pemerintah pusat denmgan menggunakan dana APBN sebesar Rp4 juta yang dicairkan per tri wulan,” kata Surjadi.

Selain itu, sambung Surjadi, ada juga 4 orang yang mendapatkan bantuan kaki palsu dari Yayasan Kick Andy, tapi baru 2 yang diserahkan.

Sedangkan bantuan lainnya yaitu berupa alat bantu pendukung penyandang disabilitas sesuai jenis kecacatannya, seperti kursi roda, tongkat ketiak, dan hearing aid,” ucapnya.

Menurutnya, penyandang disabilitas sudah seharusnya diberdayakan sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuannya. Melalui kerjasama antara Dinsos dan pihak swasta maupun pemerintah, penyandang disabilitas juga diharapkan bisa mendapatkan kesempatan kerja yang sama dengan orang lain.

Mulai sekarang, tidak ada lagi sebutan tuna untuk penyandang cacat, yang benar adalah penyandang disabilitas, papar Surjadi dengan wajah terharu dan berkaca – kaca. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

Angkutan Penyeberangan Kampung Bugis – Pelantar II Naik Rp1000

Read Next

Walikota Sampaikan Rancangan APBD 2015 Sebesar Rp994,25 Miliar