Disdik Gelar Workshop Bagi Guru SLB Se – Kepri

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepulauan Riau, menggelar workshop bagi para Sekolah Luar Biasa (SLB) se – Provinsi Kepri, di Hotel Bintan Plaza Tanjungpinang, Kamis (19/6). Pelaksanaan workshop itu juga, guna Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK).

“Workshop PKLK ini, kita laksanakan selama empat hari, yang dimulai sejak 19 – 22 Juni 2014. Sedangkan, narasumbernya dari Universitas Negeri Padang (UNP), serta dilikuti oleh guru SLB se Kepri, ujar Kasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK – PLK) Disdik Kepri, Mardiana S. Pd, MT, Jumat (20/6).

Ia mengatakan, dengan mengikuti workshop tersebut, maka para guru yang mengajar di SLB bisa meningkatkan mutu pendidikan, khsususnya untuk anak berkebutuhan khusus dan nantinya bisa belajar dengan anak – anak yang normal dimana saja.

Nantinya, untuk para guru SLB ini, bagaimana menciptakan guru yang ramah dan murid yang ramah dalam proses belajar mengajar didunia pendidikan,” ujarnya.

Sementara Dosen UNP Padang, Tarmansyah, selaku narasumber pada workshop tersebut menyampaikan, konsep inklusif bagi Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) kepada peserta.

Dalam hal ini, bagaimana kita mengupayakan untuk guru pembimbing khusus bisa juga mengajar disekolah biasa. Dan anak berkebutuhan khususpun bisa belajar sama dengan murid biasa,” kata Tarmansyah.

Dosen UNP tersebut menambahkan, kepada seluruh guru SLB yang mengikuti workshop PKLK ini, dan setelah mendapatkan ilmu pengetahuan dari Workshop, agar bisa menyukseskan dan melaksanakan pogram wajib belajar pendidikan untuk semua anak. Untuk mencapainya, diperlukan suatu strategi yang mendukung sehingga tidak menimbulkan ketidak nyamanan baik bagi anak, maupun bagi guru, ketika semua anak diterima di sekolah.

“Kita bertanggungjawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran dimana semua anak dapat belajar dan merasa dilibatkan dalam komunitas belajar di dalam dan di luar kelas dan sekolah,” ucapnya.

Sementara, kata dia, untuk menciptakan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran, adalah anak dan guru belajar bersama sebagai suatu komunitas belajar. Anak berada pada pusat pembelajaran dan didorong secara aktif untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Memenuhi kebutuhan dan minat guru, sehingga mereka ingin dan mampu memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak.

Oleh karena itu, sambungnya, dengan menciptakan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran penting khususnya bagi guru. Tidak hanya untuk perkembangan semua anak, tetapi untuk mengembangkan profesional. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

FPI dan Masyarakat Bongkar Tempat Judi di Tanjungpinang

Read Next

Musim Durian, Jalan Bakar Batu Macet