Kedubes RI di Malaysia Abaikan Keluhan WNI

BATAM, IsuKepri.Com — Pihak Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Malaysia dinilai mengabaikan keluhan yang disampaikan warga negara Indonesia (WNI) atas ditembak matinya 5 WNI oleh Polisi Malaysia, Jumat (7/9/2012) lalu. Ke 5 WNI tersebut adalah Jony alias M Sin (35), Osnan (37), Hamid, Diden yang merupakan warga Bengkong Pertiwi, Batam dan Mahno dari Madura.

Devi, istri almarhum Jony menyatakan, dirinya bersama Susanti, istri almarhum Osnan dengan dibantu kerabatnya sudah mencoba melakukan kontak dengan Kedubes RI di Malaysia. Namun tidak ada respon yang diberikan pihak Kedubes Malaysia atas kontak tersebut.

“Kami mendapat nomor Kantor KBRI di Kuala Lumpur dari Kedutaan Malaysia di Jakarta. Tapi setiap kami kontak tidak pernah diangkat,” ujar Devi kemarin.

Menurut Devi, pihak keluarga juga sudah melapor ke Imigrasi tentang tewasnya suami mereka di Malaysia. Ia menginginkan supaya jasad suaminya bisa dikembalikan ke rumah.

“Kami berharap jasad suami bisa dibawa pulang ke Batam,” katanya.

Minimnya respon Kedubes RI di Malaysia dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi WNI juga disampaikan Rohmat, salah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat ini masih bekerja di Malaysia. Menurut Rohmat, keberadaan Kedubes RI di Malaysia seperti tidak ada artinya.

Hal ini karena, setiap ada keluhan dan persoalan yang disampaikan para TKI, tidak ada solusi dan respon yang dilakukan pihak Kedubes. Baik itu menyangkut gaji yang tidak dibayar, perlakuan tidak manusiawi dan persoalan lain yang berhubungan dengan hubungan antara TKI dengan majikan ataupun perusahaan.

“Bahkan keluhan dan laporan yang kita sampaikan, justru menjadi ajang untuk mendapatkan keuntungan oleh pihak Kedubes. Mereka memilih bersekongkol dengan majikan ataupun perusahan demi materi, sehingga kepentingan para TKI dikorbankan,” ungkapnya.

Penembakan terhadap 5 WNI tersebut merupakan ketiga kalinya yang dilakukan Polisi Malaysia sejak tujuh bulan terakhir. Pada Maret 2012, Abdul Kadir Jaelani (25), Herman (34), dan Mad Noor (28) dari Nusa Tenggara Barat ditembak polisi Malaysia di Port Dickson, Negeri Sembilan.

Kemudian pada Juni 2012, tiga WNI asal Jawa Timur ditembak mati di Kuala Lumpur. Terakhir, polisi Malaysia menembak mati Jony dan empat orang lain pada September 2012. (sec)

iwan

Read Previous

Dihina Kritik Jokowi, Yusuf Mansur Dibela HMI

Read Next

Dishub Ingkar, Pengelola Parkir Rugi Rp1,7 Miliar