16 Ibu Hamil Terserang HIV/AIDS

BATAM, IsuKepri.Com — Jumlah masyarakat Batam yang tertular virus HIV/AIDS cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan virus ini sudah menyebar hingga di kalangan ibu hamil dan berpotensi menular ke bayi yang dilahirkan.

“Berdasarkan data Kasper HIV Centre Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam, selama periode Januari-Juni 2012, terdapat sebanyak 16 ibu hamil yang terserang HIV/AIDS. Terdiri atas 4 ibu hamil berusia 20-24 tahun dan 12 ibu hamil berusia 25-49 tahun,” kata Kepala Voluntary Counselling and Testing HIV (VCT) Kasper HIV Centre RSBK, dr Fransisca L Tanzil, Selasa (10/7/2012).

Menurut Fransisca, angka ini merupakan jumlah kumulatif yang memenuhi syarat untuk mendapatkan terapi antiretroviral atau Anti-Retroviral Therapy (ART). Setelah Kasper HIV Centre RSBK melakukan konseling dan tes HIV terhadap 1.647 ibu hamil. Dari 16 ibu hamil yang positif HIV, telah lahir 4 bayi yang positif terinfeksi virus HIV.

Sementara pada 2011, jumlah ibu hamil yang positif terinfeksi virus HIV sebanyak 25 orang dari 2.996 ibu hamil yang melakukan konseling dan tes. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 diantaranya melahirkan bayi yang akhirnya juga positif tertular HIV.

“Jumlah ini cukup tinggi dan jangan dianggap biasa-biasa saja,” tegasnya.

Fransisca mengimbau, bagi para ibu hamil untuk rutin memeriksa kehamilannya, baik di rumah sakit maupun klinik pelayanan kesehatan lainnya. Sehingga dapat mudah dideteksi dan bisa segera diantisipasi jika terserang virus HIV/AIDS.

Himbauan yang sama juga dinyatakan Ketua Pokja Pelayanan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Rumah Sakit Elizabeth, dr Timbul M. Silitonga. Menurutnya, kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di rumah sakit dan tes HIV akan dapat membantu penyebaran virus HIV/AIDS. Melakukan survailans secara rutin oleh ibu hamil dapat mengurangi resiko terhadap bayi yang dilahirkan tidak tertular virus HIV.

“Jika masih dalam stadium yang rendah, bayi yang dilahirkan akan lebih mudah dilindungi dari tertularnya virus HIV,” katanya.

Sementara bagi ibu hamil yang sudah tertular positif HIV, ada upaya antisipasi yang bisa dilakukan agar bayi terhindar virus HIV. Sebagaimanadilakukan melalui program pencegahan dari ibu ke bayi, atau dikenal dengan program prevention mother to child transmission (PMTCT).

Diantara program PMTCT, adalah dengan pemberian obat antiretroviral (ARV) selama masa kehamilan dan persalinan dengan operasi caesar. Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV juga dianjurkan untuk tidak menyusui bayinya setelah melahirkan.

“Kalau terdeteksi dari awal, maka akan mudah dilakukan pengobatan dan penularan terhadap anak dapat dicegah. Seperti dengan melakukan persalinan secara caesar, bukan persalinan normal,” jelasnya.

Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Batam, Pieter Pureklolong menyebutkan, di Kota Batam baru dua rumah sakit yang melayani program PMTCT. Yakni di RSBK Seraya dan RS Elizabeth di Baloi Blok II Batam.

“Di RSBK dan RS Elizabeth, selain melayani PMTCT juga melayani infeksi menular seksual (IMS), VCT dan care support treatment (CST),” ungkapnya.
Pieter menjelaskan, disamping RSBK dan RS Elizabeth, juga terdapat 6 pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kota Batam. Yakni Puskesma Lubuk Baja, Puskesmas Batuaji dan Klinik Keluarga Kita yang melayani IMS dan VCT, Puskesmas Belakang Padang melayani IMS dan JASS, RSUD Embung Fatimah melayani VCT dan Methadon, serta RSOB yang melayani IMS.

Berdasarkan data KPA Kota Batam, sumber penularan HIV/AIDS di Kota Batam banyak dilakukan oleh lelaki. Terjadi pergeseran paradigma sumber penularan HIV/AIDS dari sebelumnya yang banyak ditularkan oleh pekerja seks perempuan.

Hasil tes yang dilakukan terhadap 1.957 orang, lelaki penderita HIV/AIDS cenderung lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tes yang dilaksanakan pada Januari-April 2012 ini, dilakukan terhadap 490 lelaki dan 1.467 perempuan.

Dari 490 lelaki yang menjalani tes, sebanyak 136 atau 28% positif mengidap HIV/AIDS. Dengan perincian sebanyak 86 orang positif mengidap HIV dan 50 orang positif AIDS.

Sementara itu dari 1.467 perempuan yang menjalani tes, hanya 137 atau hanya sekitar 9% saja yang positif mengidap HIV/AIDS. Dengan perincian sebanyak 102 orang positif mengidap HIV dan 35 orang positif AIDS.

“Sebetulnya laki-laki yang banyak jadi penyebar HIV/AIDS. Dari sedikit yang tes, tapi justru banyak yang positif mengidap HIV/AIDS,” ungkap Pieter beberapa waktu lalu.

Menurut Pieter, pria termasuk paling malas untuk memeriksakan diri dalam tes HIV/AIDS di rumah sakit. Rata-rata, lelaki yang tertular HIV/AIDS adalah mereka yang menjadi klien atau pelanggan pekerja seks komersial (PSK). Lelaki ini tergolong lelaki beresiko tinggi (High Risk Man), terutama lelaki yang memiliki mobilitas tinggi.

“Lelaki yang tertular HIV/AIDS, rawan menularkan kepada keluarganya, seperti kepada istri dan istri bisa menularkan kepada anaknya,” jelasnya.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Batam, kata Pieter, terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2009, terdapat sebanyak 273 penderita HIV dan 77 penderita AIDS. Kemudian naik pada 2010 menjadi 317 penderita HIV dan 134 penderita AIDS. Sedangkan pada 2011, terdapat sebanyak 397 penderita HIV dan 151 penderita AIDS. Dari jumlah ini, terdapat sebanyak 36 penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia pada 2009, 174 orang meninggal dunia pada 2010 dan 59 orang meninggal dunia pada 2011.

“Pada Januari hingga April 2012 ini, terdapat 20 orang yang meningal dunia akibat HIV/AIDS, terdiri atas 16 orang lelaki dan 4 orang perempuan,” ujarnya.

Khusus pada April 2012, KPA telah melakukan tes HIV/AIDS terhadap 590 orang yang terdiri atas 121 pria dan 469 perempuan. Dari hasil tes, terdapat 70 penderita HIV, terdiri atas 27 lelaki dan 43 perempuan. Serta 30 penderita AIDS yang terdiri atas 15 penderita lelaki dan 15 penderita perempuan.

Jumlah ini merupakan tertinggi dalam sejarah di Kota Batam, dalam sebulan penderita HIV mencapai 70 orang. Biasa dalam sebulan, paling tinggi hanya sekitar 40 penderita HIV.

“Pada April lalu, juga terdapat 7 penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia, terdiri atas 5 lelaki dan 2 perempuan,” ungkapnya.

Tingginya potensi penyebaran HIV/AIDS di Kota Batam juga sebanding dengan tingginya penggunaan kondom di sejumlah lokasi mangkal pekerja seks komersial (PSK). Menurut Pieter, dalam satu semester atau 6 bulan, KPA mampu menyalurkan hingga 50 ribu kondom di 7 dari 8 lokasi PSK yang ada di Batam. Lokasi tersebut diantaranya Teluk Bakau 2, Pokok Jengkol, Sameong, Mat Belanda, Bukit Senyum, Depan Hyundai Tanjung Uncang dan Jodoh Square di sekitar Morning Bakery.

“Dalam semalam, bisa 180 kondom disalurkan di satu lokasi mangkal PSK,” ungkapnya. (eki)

iwan

Read Previous

25 KUB Terima Bantuan Perikanan Tangkap

Read Next

FMPD Pertanyakan Netralitas PNS dalam Pilkada Tanjungpinang