Demo Tuntut Kejelasan Beasiswa Ricuh

Demonstrasi sekitar 10 aktivis Himpunan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia Riau dan Kepulauan Riau yang menuntut transparansi serta keadilan dalam pemberian beasiswa di Dinas Pendidikan Kepulauan Riau, Selasa, berlangsung ricuh.

Keributan berawal dari sikap salah seorang staf Badan Lingkungan Hidup Kepulauan Riau (Kepri) berinisial Su, yang menunjuk pendemo sambil mengatakan unjuk rasa dilakukan karena tidak mendapat beasiswa.

“Saya tidak mengerti kenapa dia (Su) ada di lokasi demo, dan kenapa dia mengejek kami,” kata Andreas, salah seorang mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji yang bergabung dalam aksi tersebut.

Keributan pun berlangsung hingga terjadi bentrok fisik. Lengan Andreas biru karena diduga dipukul Su.

Saat keributan, salah seorang anggota Polsek Tanjungpinang Timur, Marbun, yang mengenakan pakaian preman, berupaya melerai. Keributan antara Su dengan Marbun pun terjadi. Su diduga memukul bagian mulut Marbun hingga korban luka dan mengeluarkan banyak darah.

Kemudian Su meninggalkan lokasi aksi. Sementara pihak kepolisian akan menindaklanjuti permasalahan itu.

Mahasiswa tidak terpengaruh dengan peristiwa itu. Mereka terus melanjutkan aksinya.

“Kami mempertanyakan mengenai proses penyaluran dana beasiswa sebesar Rp8,5 miliar,” kata Koordinator Himpunan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia Riau dan Kepri, Munirul Ikhwan.

Munirul mengatakan, panitia penyeleksian penerimaan beasiswa Dinas Pendidikan Provinsi Kepri harus transparan.

Selain itu, terkait indikator kelulusan, jumlah penerima dan uang yang diperoleh para penerima beasiswa harus jelas.

“Selama ini kami hanya mengambil formulir, mengisinya dan mengembalikan ke Disdik dan tidak ada realisasi pencairan dana tersebut,” ujarnya.

Ia mengaku menemukan ada nama-nama penerima beasiswa ganda atau tumpang tindih. Selain itu juga proses pencairan dana beasiswa terutama di daerah kurang atau tidak ada koordinasi sehingga banyak mahasiswa yang menerima bantuan tidak hanya sekali dan banyak yang tidak mendapatkan beasiswa tersebut.

“Ke mana larinya dana beasiswa sebesar Rp8,5 milliar itu?” tanya Ikhwan dalam orasinya.

Aksi unjuk rasa dihentikan setelah pihak Diknas Kepri bersedia melakukan dialog. Kepala Diknas Kepri, Yatim Mustafa, mengatakan, uang beasiswa sebesar Rp8,5 miliar tersebut berada di pos bantuan keuangan provinsi.

Sedangkan mengenai proses penyeleksiannya, kata dia, ada beberapa jalur yaitu jalur mahasiswa berprestasi, tidak mampu dan kemitraan.

Jalur beasiswa prestasi, minimal dengan indeks prestasi komulatif (IPK) selama empat semester tidak boleh kurang dari 3,25.

Jika IPK dibawah 3,25, mahasiswa dapat mengikuti jalur beasiswa tidak mampu dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari kelurahan.

“Selain dua jalur tersebut, ada juga jalur kemitraan yang bekerjasama dengan beberapa universitas di seluruh Indonesia,” katanya.

Yatim Mustafa mengungkapkan, sampai saat ini telah mengumumkan sebanyak 1.600 penerima beasiswa yang termasuk dalam tahap pertama. Dari jumlah tersebut terbagi menjadi tiga jalur yaitu 600 beasiswa untuk jalur prestasi, 400 beasiswa untuk jalur mahasiswa tidak mampu dan sisanya sebanyak 300 beasiswa untuk program kemitraan.

“Mengenai nama-nama penerima beasiswa tersebut bisa dilihat di website kami, disdik-kepri.com,” katanya.

Sumber : ANT

suprapto

Read Previous

Apakah Kekerasan Adalah Anarkis…???

Read Next

Iran Bangun Kapal Selam Nuklir