Apakah Kekerasan Adalah Anarkis…???

Sabtu, 26 November 2011 Kota Batam ditetapkan dalam status siaga satu setelah terjadi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh kaum buruh pada 23-25 November di kantor Pemko Batam untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Kerja (UKM) agar sesuai dengan KHL Kota Batam. Unjuk rasa semula berjalan tertib namuan kemudian berubah menjadi kericuhan. Akibat dari kerusuhan tersebut, 12 orang mengalami luka, dan tiga pengunjuk rasa terkena peluru karet.

Selain itu pada hari Selasa (15/5/2012) terjadi kericuhan antar warga di Ambon tepatnya di Desa Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Bentrokan tersebut terjadi pada pelaksanaan pawai obor dalam rangka memperingati hari Pahlawan Nasional Pattimura ke 193. Dari kedua contoh kasus tersebut, kebanyakan masyarakat dan Pihak Pemerintah serta Aparat menyebut peristiwa itu merupakan tindakan anarkis yang dilakukan oleh buruh dan massa.

Namun pada kenyataannnya, apakah anarkis memang merupakan tindakan kekerasan dan pengerusakan seperti yang selama ini menjadi anggapan masyarakat dan diberitakan dimedia, atau seperti yang disampaikan oleh pemerintah dan aparat saat memberikan pernyataan ?

Selama ini, anarki diartikan amat sempit dan disalah artikan oleh pihak terkait yang tidak mau tersaingi, kemudian mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan melakukan pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu sendiri.

Dari berbagai literatur dapat diketahui bahwa ‘anarkis’ adalah orang yang menganut paham anarkisme. Anarkisme berasal dari kata ‘anarki’ dan ditambah dengan ‘isme’, kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan isme sendiri berarti faham/ajaran/ideologi.

Secara keseluruhan anarkisme yaitu suatu faham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Tokoh kaum anarkisme yang paling dikenal adalah Pierre Joseph Proudhon, Mikhail Bakunin dan Alexander Berkman.

Anarkisme sangat identik dengan falsafah tao, zangzi seorang kaisar cina merupakan orang pertama yang mengungkap gagasan tentang anarkisme. Zangzi mengungkapkan dunia ini tidak membutuhkan pemerintahan, dalam kenyataannya dunia ini tidak seharusnya diperintah.

Peter Kropotkin, salah satu tokoh anarkis dari rusia juga berpendapat hamper sama dengan mengatakan Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia.

Kesadaran manusia lebih dikedepankan oleh kaum anarkis dalam membentuk tatanan kehidupan yang lebih baik. Seperti halnya Pierre-Joseph Proudhon salah satu tokoh anarkisme yang percaya bahwa gerakan anarkisme haruslah disandarkan pada kekuatan gerakan massa.

Dalam gerakan social-politiknya kaum anarki menentang dan melakukan perlawanan terhadap globalisasi-neoliberalisme serta menolak dengan keras kapitalisme.

Persitiwa yang terjadi di Seattle 29  November 1999 saat ribuan masyarakat sipil melakukan protes selama berlangsungya sidang WTO adalah gambaran bagaimana sebuah “gerakan anarkis” sukses menantang hegemoni kapitalisme. Kaum anarkis melakukan perngorganisasian gerakan secara rapih dan sistematis tanpa memerlukan kewenangan yang tersentral dan hirarki yang birokratis. Ribuan demonstran turun kejalan melakukan protes anti kapitalisme/neo-liberalisme pada pertemuan tingkat menteri anggota WTO dengan melakukan serangkaian aksi tanpa kekerasan.

Dalam bukunya, Sheehan mencontohkan komunitas-komunitas anarkis kuno maupun baru yang terbukti mampu menjalankan ide dari konsep anarki ini, mulai dari komunitas Diggers di Inggris abad ke-17 sampai komunitas Zapatista di Meksiko yang melancarkan pemberontakan menjelang akhir abad ke-20. Sheehan juga merayakan kejayaan kubu Anarkis dalam memerangi pasukan Fasis dalam Perang Saudara Spanyol tahun 1930-an. Dalam perang inilah terbukti bahwa prinsip-prinsip anarkis mungkin diterapkan dalam penataan kehidupan politik modern. Revolusi anarkis ini terbukti berdampak positif pada kinerja perekonomian. Produksi pertanian Spanyol meningkat antara 1936 dan 1937.

Anarkisme juga memberikan inspirasi dalam berfikir tokoh politik India, Mahatma Gandhi. Gandhi adalah pelopor aksi perlawanan sosio-kultral yang dipengaruhi anarkisme di Asia. Tak hanya di negara asalnya India, Gandhi pun berhasil menyebarkan semangat aksi pergerakan resistensi dan pembangkangan sosial yang bersifat anti-kekerasan di Afrika Selatan.

Dalam sejarahnya, anarkisme mempunyai peran yang tidak kecil dalam memperjuangkan dunia yang lebih adil. Di dalam inti pemikiran anarkis terdapat keyakinan bahwa rakyat harus menentukan masa depannya sendiri berdasarkan kebebasan martabat, dan kreativitas mereka, hidup dan bekerja dibawah system ekonomi yang memungkinkan mereka sedapat mungkin mengatur nasibnya sendiri. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam tulisan Bakunin yang terkenal menyatakan : “kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan”.

Jadi, Jika anda masih menganggap anarkisme adalah bentuk kekerasan dan pengerusakan maka anda perlu membaca lagi literature tentang anarki.

 

Oleh : Fendi Hidayat, ST

Pengiat Lembaga Study Kawasan Perbatasan

 

suprapto

Read Previous

Fenomena Jilbab di Amerika

Read Next

Demo Tuntut Kejelasan Beasiswa Ricuh