Triwulan ini, Pertumbuhan Ekonomi di Kepri Melambat

Batam, IsuKepri.com – Bank Indonesia Perwakilan Kepri, kembali mengadakan siaran pers kajian ekonomi dan keuangan regional triwulan I 2015 dengan surat edaran nomor 17/118/DKOM/Btm.

Acara kali ini berlangsung di Sanur Restoran, yang berada di pusat kota Batam, Batam Centre. Dalam kesempatan tersebut, dipaparkan oleh Pimpinan Bank Indonesia perwakilan Kepulauan Riau(Kepri) Gusti Raizal Eka Putra mengenai kinerja perekonomian Kepri ditengah pengaruh eksternal dan musiman.

“Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 7,14 persen yoy, melambat jika dibanding triwulan lalu. Namun, masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional dan Sumatera,” ujarnya, Kamis (4/6) siang.

Dikatakannya, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan Kepri ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan net ekspor. Sementara dari sisi lapangan usaha, ditopang oleh industri pengolahan, kontruksi, sektor perdagangan besar / eceran dan reparasi mobil / motor.

“Investasi dan konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 3,82 persen(yoy)dan 3.13 persen(yoy) melambat dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,94 persen(yoy) dan 7,71 persen(yoy),” katanya.

Perlambatan inflasi, lanjutnya, dipengaruhi kondisi perekonomian global yang belum pulih sehingga investor swasta maupun pengusaha masih menunggu dan melakukan pemantauan dalam berinvestasi.

” Dari sisi lapangan usaha, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri dipengaruhi oleh melambatnya sektor utama yaitu industri pengolahan, perdagangan, serta pertambangan dan penggalian,” ucapnya.

Sementara itu, laju inflasi triwulan I 2015 sebesar 5,66 persen(yoy) atau – 0,64(ytd) lebih rendah dibanding inflasi Nasional sebesar 6,38 persen(yoy) dan dibandingkan rata – rata periode yang sama dalam 3 tahun terakhir sebesar 4,98 persen(yoy) atau 0.95(ytd).

Perkembangan inflasi terkini, Kepri tercatat sebesar 7,58 persen(yoy) atau 0,56 persen(ytd) dengan inflasi Mei sebesar 0,72 persen(mtm). Inflasi bulanan tersebut, lebih tinggi dibanding rata – rata historisnya sebesar 0.50 persen(mtm) atau 7,15 persen(yoy).

” Berdasarkan kota, inflasi Batam sebesar 0,77 persen(mtm) atau 7,63 persen(yoy), sementara Tanjung Pinang mencatat inflasi 0,44 persen(mtm) atau 7,32 persen(yoy). Adapum komoditas utama penyebab inflasi Batam adalah cabai merah, bayam, dan beras. Sementara untuk Tanjung Pinang, inflasi disebabkan oleh cabai merah, teh manis dan beras,” pungkasnya.(SUTIADI MARTONO)

Sutiadi Martono

Read Previous

Jelang Ramadhan, Satpol PP Batam Akan Gelar Razia Warnet

Read Next

4 Bandar Sabu Diamankan Ditresnarkoba Polda Kepri