Fatma Nadra, Bangga Uasaha Sendiri

Berawal dari kesulitan mencari souvenir pernikahan sahabanya, Nadra sapaan akrap Fatma Nadramembuat kerja sampingan dengan membuat souvenir dan menjualnya lewat online serta membuka usaha souvenir pernikahan di rumahnya pada tahun 2010.

Sambil kerja di perusahaan kontraktor, Nandra terus mengisi kesehariannya dengan membuat souvenir dari benang woll dan bahan lain agar menjadi sebuah souvenir yang laku dipasar. Rumah model menjadi brand awal Nandra meniti usaha souvenir dengan fokus jual online.

Nandra menilai pada tahun 2010 penjualan souvenir pernikahan di Batam sangat kurang. Banyak masyarakat Batam yang membutuhkan souvenir harus membeli ke pualu jawa dan kenegara tetangga Singapura atau Malaysia.

Kata lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Riua itu, sebelum membuka usaha dia banyak melakukan survei di Batam dan melihat berbagai model souvenri pernikahan di intenet. Modal membuka Rumah model hanya Rp 2,5 Juta untuk membeli bahan dan ilmunya ambil di mbagoogle. Belajar mebuat souvenir, referensinya dari internet dan buku. Tidak punya guru dan tak perna ikut pelatihan, ungkap Nandra dengan senyum di rumahnya Perum Barbela Blok D7 No. 27 Batamcentre, Minggu (16/8).

Nandra mengaku awal membuat souvenir hanya isen-isen selesai kuliah dan tidak tahu akan menjadi bidang usaha yang menguntungkan. Ciri khas kreasinya lebih banyak souvenir seperti handuk dan boneka. Tapi sekarang nandra suda banyak membuat berbagai jenis dan bentuk souvenir. Pembuatan pun tergantung pesanan.

Sebelum membuat, Nandra banyak melihat contoh di internet dan menggambar polanya lalu mendesaing dengan selera sendiri. keterampilan dalam membuat souvenir tidak segampang orang melitahat. Namun butuh kesabaran dan ketelitian bila ingin menghasilkan souvenir yang berkualitas.

Membuat souvenir tak segampang orang melihat yang sudah jadi. Harus fokus dan teliti untuk menciptakan yang bagus, terang dia. Sambang Nandra dalam usaha souvenir macam-macam kendala yang perna ia hadapi mulai daribarang dikirim tapi tak dibayar, sudah pesan namun tak diambil karena pengantinnya tak jadi menikah.

Jatu-bangun pasti ada, itu resiko usaha.orang mau sukses harus melewati dulu kegagalan, petuah dia sambil tersenyum.

Usahanya sempat fakum pada tahun 2012, karena orang tua yang sakit dan tahun 2014 ia memulai dari awal dan pada tahun yang sama Nandra keluar dari tempat kerjanya walau gajinya cukup besar.

Saya berani putus kerja. karena ada peluang. Saya bangga dengan usaha sendiri dan bebas berekspresi, akun dia.

Berkerja di perusahaan orang lain, waktunya terikat dan harus mengikuti aturan yang ada dan sulit ingin mengembangkan diri agar bisa mandiri. Kalau punya jiwa usaha, bebas berkarier.

Dalam mengembangkan usahanya nanda kesulitan mencari bahan baku seperti dan harus beli ke jawa. Walau pun ada di batam harganya maha dan tidak pas untuk bahan souvenir. bila bahan sudah komplit, satu hari nandra bisa menciptakan puluhan dan bahkan ratusan souvenir dari berbagai bentuk, seperti handuk, boneka, termasuk gantungan kunci.

Tapi, orang yang pesan tidak langsung jadi, harus satu bulan atau satu minggu sebelum digunakan, jelas Nandra di rumahnya.

Harga yang souvenir nandra terbilang murah satu biji Rp 2 ribu sampai 5 ribu dan beda dengan ongkos kirim bila membeli kewat online. Kedepan Nandra ing membuka kursus membuat souvenir agas banyak orang bisa. Nandra tidak takut ada pesaing kerena rejeki Allah yang mentukan.

Nandra sangat bersyukur atas peran pemerintah khusunya dinas UKM kota batam yang memberikan bimbingan usaha dan mempromosikan produk-produknya disetiap even pemerintah. Walau tidak perna memberikan modal dan batuan berupa modal.

Harapan saya pemerintah tetap memperhatikan usaha kami. Memberikan peluang yang bagus untuk kemajuan usaha kami, ingin dia.

Kini Nandra menjual produknya di rumahnya dan di ruko darmaga sukajadi bersama teman-teman UKM lainya dan menjual melalui online dengan nama diandrashop.

suprapto

Read Previous

LSM dan Ormas Diharapkan Dapat Membangun Daerah

Read Next

Zamzami : Khazalik Lebih Unggul Dibanding AS