KMP Kepri Ajak Masyarakat Terluar Perkuat Nasioanlisme

Anambas, IsuKepri.com – Komunitas Merah Putih (KMP) Kepri gelar dialog penguatan nasionalisme di titik terluar NKRI, yakni di Kabupaten Anambas. Kegiatan yang diadakan di SMAN 1 Siantan pada Sabtu lalu (29/3/2014) mendapatkan respon positif dari masyarakat Anambas.

Ketua pelaksanan kegiatan, Agus Wirabowo saat ditemui isukepri.com mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di perbatasan.

“Harus disadari, bahwa nasionalisme kita sudah semakin lemah, bahkan nilai-nilai nasionalisme tergerus oleh arus modernisasi, ” ujarnya.

Dengan mengangkat tema “nasionalisme, memperkuat nilai-nilai kearifan lokal” kegiatan dialog kebangsaan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Hadir sebagai narasumber dari unsur kepolisian, Danramil, Lanal tarempa dan tokoh pemuda.

“Nasionalisme hangat untuk diperbincangkan, karena nilai-nilainya kian luntur. Efek atas melemahnya rasa memiliki ini adalah adanya distintegrasi kebangsaan. Terpecahnya elemen bangsa ditandai dengan terjadinya berbagai konflik yang terjadi di beberapa daerah, terjadinya berbagai kejahatan, aksi-aksi radikal atas nama agama dan lain sebagainya. Distigrasi akan menjadi rangkaian yang sangat mengancam keutuhan NKRI, ” ujar Agus.

Ia menambahkan, bahwa kearifan lokal merupakan faktor yang mendukung penguatan semangat nasioanlisme.

“Kearifan lokal dimaknai sebagai sebuah kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah, yang memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai antitesa atau perubahan sosial budaya dan modernisasi. Kearifan lokal produk budaya masa lalu yang runtut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup, meskipun bernilai local tapi nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat sebagai hasil cipta rasa dan karsa manusia, ” jelasnya.

Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi sekarang ini adalah masalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi dikhawatirkan berdampak pada terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya lokal. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu caranya yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan.

“Kami berharap kegiatan ini, dapat kembali memupuk semangat nasioanlisme pada generasi muda di perbatasan,” ujarnya.

suprapto

Read Previous

Real Madrid Gilas Borussia Dortmund

Read Next

Gubernur Fokuskan Infrastruktur Pada Musrenbang Provinsi