Pesantren, Bengkel Perbaikan Akhlaq dan Moral

Batam, IsuKepri.com – Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang mencetak generasi yang handal. Di Pesantren, santri di bina dan di didik untuk menjadi manusia yang paripurna. Manusia yang memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual maupun spiritualnya. Hal ini di sampaikan oleh M. Zaenuddin, sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kepulauan Riau di hadapan ratusan santri Pondok Pesantren Darul Falah, saat kegiatan ceramah kebangsaan yang di gelar oleh forum pemberdayaan pesantren, Jum”‘at (19/7/2013).

“Jangan minder jadi santri, karena para pendiri bangsa Indonesia juga merupakan lulusan pesantren, ” ujarnya.

Zaenuddin yang merupakan dosen Politeknik Batam itu menyampaikan bahwa, Pesantren telah memberikan andil yang besar terhadap berdirinya bangsa Indonesia.

” Sejarah telah mencatat, bahwa pesantren memberikan andil yang besar dalam mengusir penjajah. Oleh karena itu, apabila ada segelintir orang yang mengaitkan pesantren sebagai tempat pembinaan teroris adalah salah besar, ” ujarnya.

Hal senada juga di sampaikan oleh K.H Usman Ahmad, pimpinan Pesantren Darul Falah. Ia mengatakan bahwa Pesantren merupakan bengkel perbaikan moral dan akhlaq.

“Pesantren membina akhlaq dan moral anak-anak didik. Pesantren adalah bengkelnya umat, dan senantiasa mensuplay generasi-generasi muda yang tangguh dan berakhlaq kharimah, ” ujar ketua MUI Kota Batam itu.

Indonesia sangat identik dengan Islam. Karena mayoritas penduduknya adalah muslim. Oleh sebab itu, citra Islam harus senantiasa terjaga. Apabila semua umat Islam dapat menunjukkan contoh akhlaq yang sempurna, seperti akhlaq nabi muhammad, maka rahmat Islam akan terpancar keseluruh negeri.

“Para generasi islam harus menunjukkan citra Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Yakni senantiasa berakhlaq mulia dan menebar kedamaian dan kebaikan di muka bumi. Islam tidak pernah mengajarkan korupsi, pergaulan bebas, kekerasan dan lain sebagainya, ” ujar Usman Ahmad.

Kegiatan yang di sejalankan dengan buka puasa bersama itu di hadiri sekitar 400 santi pondok pesantren dan pangasuh. Selain Zainuddin, hadir sebagai narasumber Ust. Sukri Ilyas dari Kementrian Agama Kota Batam dan Ust. Khairudin dari penyuluh sekaligus pengasuh pesantren.

Sukri Ilyas, mengingatkan kepada santri untuk terus belajar dan berprestasi. ” Pemerintah melalui berbagai lembaga, yang salah satunya kementrian agama telah menyiapkan program beasiswa santri. Beasiswa tersebut dapat di manfaatkan oleh santri untuk melanjutkan kuliah, ” ujarnya.

Tidak perlu minder mengenyam pendidikan di pesantren, karena saat ini, lulusan pesantren sudah mendapatkan prioritas dari pemerintah. Bahkan program santri beasiswa tersebut akan membiayai kuliah hingga selesai.

“Santri merupakan aset bangsa yang sangat berharga, ” ujarnya.

Cahya Sumirat, ketua pelaksana kegiatan mengatakan bahwa kegiatan seminar kebangsaan dan buka puasa bersama merupakan upaya untuk mendekatkan dengan pesantren.

” Tema yang kita usung adalah ramadhan, momentum perbaikan akhlaq dan moral. Tema ini kami anggap relevan terhadap permasalahan kebangsaan saat ini. Akhlaq dan moral merupakan akar permasalahan yang terjadi di tanah air, ” ujarnya.

Banyaknya tindakan-tindakan seperti korupsi, tauran, pergaulan bebas, kekerasan, pencurian dan lain sebaginya adalah bermuara pada akhlaq. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tidak membenarkan semua tindakan-tindakan tersebut. Salah satu tempat pembinaan akhlaq adalah di Pesantren.

suprapto

Read Previous

Biji Bauksit di Police Line di Tanjung Lanjut

Read Next

Kejati Kepri Peringati Hari Bhakti Adikyasa ke-53