FKPRMI Gelar Seminar Keagamaan Di Al-Madani

Bintan, IsuKepri.com – Forum Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (FKPRMI) Kabupaten Bintan bersama Forum Pelajar Muslim (FPM) Kepulauan Riau, menggelar seminar keagamaan di Pondok Pesantren Al-Madani, Kamis (23/5). Kegiatan acara seminar tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Bintan, Khazalik.

Pada kesempatan itu juga Wabup Bintan Khazalik menyampaikan, remaja masjid di harapkan mampu menjadi filter paham radikal, untuk itu peran remaja masjid perlu di tingkatkan.

“Remaja masjid harus dapat berperan aktif dalam memberdayakan masjid sebagai jantungnya umat. Selain itu, kegiatan positif remaja masjid harus terus di galakkan, seperti pengajian dan silaturahim antar masjid, ” ujar Khazalik.

Ia juga mengatakan, bahwa mengkaji paham radikal harus berhati-hati. Perlu pemahaman yang mendalam, sehingga tidak salah dan asal membelikan label radikal.

“Radikal itu apa, dan sejauh mana batasan-batasannya sehingga sebuah tindakan dan paham itu di kategorikan sebagai radikal,” ucapnya.

Khazalik juga mengajak semua pihak untuk menjaga Bintan, dari paham dan aliran yang tidak sesuai dengan akidah dan ajaran Islam.

“Hingga saat ini, Bintan masih aman dan kondusif, belum ada di temui tindakan yang mengarah kepada terorisme ” katanya.

Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 130 peserta yang terdiri dari remaja masjid, pengurus masjid dan mushalla se-Bintan, dengan mengambil tema optimalisasi peran remaja masjid dalam memfilter paham radikal. Empat narasumber dari berbagai instansi dihadirkan dalam dialog tersebut, diantaranya Kepala Kementrian Agama Kabupaten Bintan, Arusman Yusuf, Kepala Kesbangpol Bintan, Irma Anisa, Kasat Binmas, Iptu Tasriadi dan Sekjen Ikatan Persaudaraan Mubaligh Kepri, Syamsul Ibrahim.

Kepala Kesbangpol Bintan, Irma Anisa mengatakan, remaja adalah ujung tombak bangsa dalam memfilter paham asing. Remaja harus peduli kondisi sekitarnya dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan. Selain itu, ia juga menghimbau untuk memperdalam ilmu agama namun tetap dalam syariat agama Islam.

“Remaja harus peka terhadap kondisi sekitar, apabila ada tindakan orang-orang yang mencurigakan maka sebaiknya sedini mungkin di informasikan kepada perangkat desa, ” ujar Irma.

Sekjen Ikatan Persaudaraan Mubaligh Kepri, Syamsul Ibrahim mengatakan, terkait permasalah terorisme dan radikalisme terdapat dari beberapa faktor. Jika orang menjadi radikal, salah satunya adalah lemahnya dan dangkalnya pemahaman tentang islam. Selain itu, paham radikal juga muncul karena adanya kesenjangan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

“Orang yang melakukan perlawanan terhadap negara biasanya dikatakan radikal,” ujarnya.

Orang yang radikal, kata dia, biasanya melakukan teror, atau ancaman di mana-mana.

Pimpinan Pondok Pesantren Madani, Ustadz Teten sangat mengapresiasi kegiatan seminar keagamaan tersebut. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan.

“Di pesantren mengajarkan toleransi yang tinggi. Citra positif pesantren harus terus di upayakan, karena pesantren adalah lembaga pendidikan informal yang mendidik anak-anak dari kemampuan intelektual hingga spiritual ” kata Teten.

Ketua BKPRMI Bintan, Indra Gunawan saat di temui di sela-sela kegiatan mengatakan, seminar keagamaan ini diadakan karena kepedulian akan kondisi bangsa hari ini.

“Setiap hari seolah-olah masyarakat di suguhkan dengan tontonan, yang menyudutkan islam. Bukankah Islam adalah agama rahmatan lil alamin, islam yang senantiasa menebar kedamaian dan kasih sayang sesama. Oleh sebab itu, kami berharap dengan dialog ini, maka masyarakat mampu menilai dan mengambil perannya dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di sekitanya,” ujar Indra. (Iwan)

Alpian Tanjung

Read Previous

Bupati Kagum Pelajar Berhasil Dalam Lomba TTG

Read Next

Mahasiswa Dan Reformasi Yang Kehilangan Arah