Bangun Kekritisan Masyarakat, KPID Gelar Pelatihan Literasi Media

BATAM, IsuKepri.Com — Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri menyelenggarakan pelatihan literasi media. Kegiatan diselenggarakan di Hotel Harmoni One, Selasa (6/11/2012) dan diikuti peserta sebanyak 40 orang dari unsur siswa yaitu SMAN 1, SMKN 1 dan MAN didampingi seorang guru. Serta wakil dari Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia (IGTKI) Batam, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kepri, Tanjungpinang, Batam dan perwakilan dari Karimun dan Lingga.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kepri beserta sejumlah anggota, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Propinsi Kepri dan Dewan Pendidikan Kota Batam. Kemudian Kementrian Agama Kota Batam, Dinas Pendidikan Kota Batam, Komisioner KPPAD dan tokoh masyarakat.

Komisioner KPID Kepri, Intan Tri Kusuma menyatakan, pelatihan literasi media bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan isi siaran. Dengan peran serta masyarakat, diharapkan akan tercipta beberapa kelompok literasi media.

“Sehingga nantinya terbangun kesadaran masyarakat agar kritis terhadap dampak negatif media penyiaran bagi anak dan remaja secara khusus dan masyarakat pada umumnya,” kata Intan selaku Ketua Panitia.

Ketua KPID Kepri, Jamhur Potti menjelaskan, pelatihan literasi merupakan kegiatan akhir KPID di tahun 2012. Sebelumnya, KPID Kepri juga telah menyelenggarakan berbagai kegiatan lainnya, seperti sosialisasi peranan dan fungsi KPID, seminar peluang usaha TV Kabel di area blank spot, Sosialisasi Pedoman perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), pelatihan peningkatan mutu SDM Penyiaran, dan temu Bisnis Lembaga Penyiaran dengan biro Iklan.

“Kegiatan tersebut dilakukan dalam kurun waktu Januari sampai dengan Oktober 2012,” jelas Jamhur didampingi Komisioner KPID Kepri, Aminudin Hadi.

Jamhur berharap, KPID Kepri periode ke-3 mampu berbuat yang terbaik untuk kepentingan penyiaran di Kepri. Baik untuk perkembangan Lembaga Penyiaran maupun kesadaran masyarakat terhadap dampak penyiaran.

Dalam pelatihan literasi media, hadir narasumber dari KPI Pusat, Nina Mutmainnah Armando yang memaparkan dampak negatif media terhadap tumbuh kembang anak. Mengutip pandangan Neil Postman (1982) dan David Buckingham (2000), jutaan anak di seluruh dunia kehilangan masa kanak-kanaknya akibat terlalu banyak mengonsumsi isi media elektronik yang umumnya berisi materi untuk orang dewasa. Ini membuat anak-anak menjadi cepat dewasa sebelum waktunya dan menimbulkan banyak masalah.

Sementara itu, penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa anak usia sekolah menghabiskan waktu menonton TV rata-rata 1.600 jam per tahun. Sementara waktu belajar efektif hanya sebesar 800 jam per tahun.

“Ini menunjukkan bahwa TV lebih memberikan pengaruh pada aspek kognitif, afektif dan behavior anak,” jelas Nina.

Menurut Nina, contoh-contoh tayangan yang merusak tumbuh kembang anak dan remaja mengambil dari dokumentasi berita media televisi. Diantaranya kasus anak-anak yang tewas atau cedera karena meniru tayangan smack down pada era 2004, bunuh diri serta kekerasan pada anak akibat meniru tayangan televisi.

Terhadap dampak yang bisa timbul, seharusnya masyarakat semakin kritis dengan tayangan film kartun atau animasi yang sebenarnya mengajarkan perilaku tidak baik. Karena penyiaran televisi kian dinamis ketika ditanyakan kenetralan dalam penyiaran, terutama bila berurusan dengan ranah politik.

“Partisipasi masyarakat sangat diperlukan mengawal penyiaran,” tegasnya.  (r)

iwan

Read Previous

konsleting listrik, Aula Fekon UMRAH nyaris terbakar

Read Next

Windows Optimis Saingi Android