Dewi Nilam Sari, Koperasi Tempat Saling Membantu

Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam di tengah masyarkat yang belum paham koperasi tidak mudah. Mengingat nama Koperasi Simpan Pinjam menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar ibu-ibu yang biasa meminjam uang di rentenir dengan nama Koperasi Simpan Pinjam.

Menurut Ketua Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Lestari, Dewi Nilam Sari, tujuan koperasi bagus. Membangun kerjasama, gotongroyong untuk kesejahteraan bersama. Tapi, banyak masyarakat yang memahami koperasi hanya lembaga yang mengelola keuangan dan mencari kentungan dengan cara riba.

Maka, saya luruskan padangan ibu-ibu, bahwa koperasi itu bagus untuk mengembangkan usaha. bisa menjadi tempat saling membantu, cerita dia sambil menyiapkan hadia untuk para juara pada lomba 17 agustus, di Perumahan Bambu Kuning, Kel. Bukittempayan Kec. Batuaji.

Katanya Awal mendirikan koperasi yang sangat berat. Sebab masyarakat, khusunya ibu-ibu di sekitar rumahnya belum tahu koperasi. Maka Ibu Dewi panggilan Dewi Nila Sari mengumpulkan ibu-ibu menyampaikan tujuan koperasi dan memberikan ceramah tentang koperasi depan ibu-ibu majelis taklim di perumahanya.

Daripada ngerupi (bicara) tak tahu arahnya. Lebih baik ngomingin koperasi dan bangun usaha, cerita dia ketika mengarahkan ibu-ibu di sekitar rumahnya.

Koperasi Simpan Pinjam yang digagas Dewi mulai beroperasi pada tahun 2006 dengan modal Rp 700 ribu.Para ibu di perumahan itu sepakat dengan Dewi. Sehingga mereka mendaftarkan diri dan menyetor simpanan wajib dan simpana pokok.

Alhamdulillah, ibu-ibu senang dengan adanya koperasi. Jadi anggota terus bertambah, ucap ibu dari Angga dan laras itu, Senin (17/8).

Banyaknya anggota, kata Dewi harus diimbangi dengan modal usaha yang banyak sehingga anggota bisa berkembang dan mandiri. Untuk menambah modal Kopesi dewi meminjam dana bergulir di Dinas UKM dan Koperasi Kota Batam. Tahun 2013 pertama kali meminjam Rp 30 juta, tahun kedua Rp 75 juta dan teralhir pinjam Rp 150 Juta.

Kami selalu membayar tepat waktu. Sehingga kami dipercayai oleh orang dinas untuk meminjam, ungkap istri  Endro itu.

Dewi sangat bersyukur dengan adanya dana pinjaman dari dinas koperasi, karena dengan dana tersebut, anggota koperasi bisa mengembangkan diri dan membuka usaha. Selain itu, Dewi merasa bangga selalu deberi kesempatan oleh Dinas Koperasi Kota Batam untuk mengikuti pelatihan dan seminar dari tingkat nasional.

Alhamudlillah, kami selalu mendapat kepercayaan dari dinas koperasi untuk mengikuti kegitan tentang koperasi, ujar lulusan D1 Akutansi Kampus Ibnu Sina itu.

Kini menurutu pengakuan Dewi anggota koperasi sudah melibihi 150 orang dan sudah memiliki modal usaha Rp 500 juta.

Sebab, 80 persen anggota memiliki usaha kuliner. Jadi uang koperasi terus berputar dan bertambah, paparnya.

Lanjut Dewi, setiap ibu-ibu yang ingin meminjam uang di koprasi itu harus masuk anggota selama enam bulan dan pinjaman yang diberikan tidak lebih dari Rp 1 juta.

Anggota baru yang meminjam uang pertama Rp 500 sebagai percobaan. Bila mampu membayar tepat waktu. Maka ditambah lagi bila ingin meminjam, jelas ibu asal Jawa Timur itu.

Setiap sekali sebulan para pengurus dan anggota ritin melakukan musyawaran dan saling bertukar pengelaman tentang usaha mereka. Bagi anggota yang baru akan diberi pembinaan mengelola keungan dan usaha.

Kesulitan bagi ibu-ibu memisahkan uang dapur dengan uang usaha, ucapnya. Tapi denga selalu dipantau dan dikasih arahan usaha mereka tetap berjalan. Sehingga berbagai usaha anggota lancar dan pembayaran kewajiban pada koperasi juga lancar.

Namun pada koperasi ibu-ibu rumah tangga itu, ada juga anggota yang lama mebayar. Maka Dewi dengan pengurus koperasi melibatkan peran Rukun Warga dan Rukun Ruma Tangga (RW/RT) serta pengurus masjid bila anggotanya lama membayar.

Dalam pengembanga Dewi menginginkan koperasi yang didirikannya besar setingkat kecematan dan bisa membawahi atau mendirikan anak koperasi tingkat kelurahan.

Sekarang kami buru tinggkat, RW, kami ingin naik jadi tinggkat kecematan, sehingga bisa mengembangkan koperasi di setiap kelurahan sampai tingkat RT, ingin dia.

Selama berdiri Dewi mengaku baru mendapat dbantuan dana hibah dari pemerintah pusat Rp 35 juta pada tahun 2008.

suprapto

Read Previous

Penjahit Dari Kain Limbah Adarna,Tidak Lupa Kewajiban Tunaikan Jakat 2,5 Persen

Read Next

Pemerintah Fokuskan Pengembangan SDM