Koperasi Karyawan PT TEC Indonesia, Ingin Mengelola KPR

Perputaran uang pada Koperasi PT Tec Indonesia yang ada di Kawasan Industri Batamindo Mukakuning setiap bulan mencapai ratusan juta. Menurut Sekretaris  Koperasi Tec, Hasoloan Tamba dalam setahun omset dari usaha koperasi mencapai Rp 2 Miliar.

Pada tahun 2014, Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi karyawan tersebut Rp 240 juta. Pengasilan itu diperoleh dari berbagai jenis usaha. Tamba mengatakan pengasilan itu banyak dari penjualan makanan dan minuman, selain itu ditambah dengan dana hasil jasa pembayaran air, listrik dan cicilan rumah sertajasa penjualan tiket pesawat.

Koperasi yang berdiri pada tahun 2008 itu, juga mendapat penghasilan dari jasa simpan-pinjam sistem Mudharabah, kredit barang elektronik, Furniture dan rumah tangga serta penjualan pulsa dan titipan paket.

Sekarang kami lagi menyusun cara mengelola untuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bagi karyawan, ingin Hasoloan Tamba, Sabtu (15/8) di tempat usaha koperasi Kawasan Industri Mukakuning, Jl. Randu Lot 108-110.

Tamba yang juga Asisten Supervesor di PT Tec Indonesia menilai banyaknya perputaran anggaran dalam koperasi tidak terlepas dari banyaknya karyawan di PT tersebut. Pasalnya PT Tec memiliki karyawan 1900 orang dan sekitar 500 orang menjadi pengurus dan anggota koperasi.

Untuk belanja makana dan kebutuhan lain, karyawan PT dan juga pengurus koperasi banyak di usaha koperasi, ungkap dia. Lanjut Tamba pengurus atau anggota yang belanja atau menggunakan jasa koperasi akan selalu untung. Karena setiap transaksi akan didiskon dan pada pembagian SHU setiap setahun sekali, pasti mendapat keuntungan yang banyak.

Dalam pandangannya, selama mulai berdiri, sampai saat ini, koperasi TEC tidak mendapatkan kesulitan berat dalam pengelolaannya dan pemerintah pun selalu menduku kegiatan dan usaha mereka. Dengan mengikutsertakan pengurus koperasi dalam palatihan.

Kami sering megikuti kegiatan dari pemerintah dan perna ditawarin untuk uang pinjaman dari dinas UKM, tapi kami tidak mengambil karena dana kami sudah cukup, cerita dia sambil tersenyum.Tamba menegaskan bahwa koperasi Tec belum perna mendapat bantuan anggaran atau uang dari pemerintah atau Dinas UKM dan Koperas Kota Batam maupun Provinsi Kepri.

Katanya,kelacaran dan berkebangnya koperasi Tec, setiap pengurus menyetor uang wajib Rp 50 ribu per bulan dan untuk anggota Rp 20 ribu. Sedangkan iuran pokok setiap pengurus dan anggota ditarik Rp 20 ribu.

Koperasi karyawan di PT tersebut sudah memiliki 4 karyawan dan sistem kontrak dan digaji sesuai UMK. Dalam usaha makana, kata dia, dilapangan karyawan mengalami kendala, karena sistem penjualan yang masih manual atau transaksi jual-beli tidak menggunakan komputerisasi.

Karyawan kami kerepotan ketika melayani ribuan karyawan PT yang belanja saat jam istirat, papar bapak yang tinggal di Batamcentre itu. Lanjut Tamba, saat pagi semua karyawan istirahat hanya 10 menit dan mereka belanja makanan denganatrianpanjang. Sehinga barang yang dijual habis, tapi uangnya masih kurang.

Kami ingin kedepan tempat usaha dibuat supermarket dan menggunakan sistem komputerisasi, harap dia.

suprapto

Read Previous

Zamzami : Khazalik Lebih Unggul Dibanding AS

Read Next

IPIM Busana Muslim