IHK Inflasi 0,27 Persen Pada Mei 2013

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Dumangar Hutauruk meyatakan, untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Bulan Mei 2013, naik atau deplasi 0,27 persen.

IHK Kota Tanjungpinang pada Mei 2013 mengalami kenaikan dari 137,42 pada bulan April 2013 menjadi 137,79 atau terjadi inflasi sebesar 0,27 persen, kata Dumangar Hutauruk kepada wartawan, Senin (3/6) di Tanjungpinang.

Dumangar mengatakan, pemicu terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang pada bulan Mei 2013, yaitu pada perubahan harga pada 67 komoditi kebutuhan masyarakat.

“Dimana sebanyak 51 komoditi/ jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/ tarif, antara lain, tarif listrik, mie, bayam, jeruk, kangkung, emas perhiasan, daging ayam ras, beras, cabe merah, baju kaos atau t-shirt, sawi hijau, mie kering instant, bawang putih, rokok kretek filter, kacang panjang, rokok kretek filter, bawang putih, dan sabun detergen bubuk,” katanya.

Sebaliknya, sambung dia, 16 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga atau tarif, yaitu, ikan tongkol, udang basah, ikan selar, cabe rawit, ikan kembung atau gembung, ikan belanak, telur ayam ras, bensin, bawang merah, bumbu masak jadi, cabe hijau, cumi-cumi, minyak goreng, obat flu, selai/ jam, dan cd-tape-rec-radio.

Selanjutnya, bila dilhat laju inflasi menurut tahun kalender Januari – Mei 2013 di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 2,10 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya sebesar 0,15 persen.

Sedangkan laju inflasi “‘year on year”‘,  Mei 2013, katanya bila dibanding dengan Mei 2012, di Kota Tanjungpinang sebesar 5,94 persen. Jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,22 persen.

Selanjutnya, dari 16 kota IHK di Sumatera, tercatat delapan kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjungpinang sebesar 0,27 persen.

“Sebaliknya, delapan kota lainnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,47 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Pekan Baru sebesar 0,01 persen,” ujar Dumangar.

Selanjutnya bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, kata dia, tercatat 23 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 2,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bogor sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya 43 kota IHK lainnya yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Mataram sebesar 1,04 persen dan deflasi terendah di Kota Pekan Baru dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,01 persen.

“Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke 19 dari 23 kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi,” katanya..

Sementara, perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang Bulan Mei 2013, katanya, tercatat 5 (lima) kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,67 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,78 persen, kelompok sandang sebesar 1,21 persen.

Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,31 persen. “Tapi sebaliknya, dua kelompok lainnya mengalami penurunan indeks harga, yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen,” kata Dumangar. (Rizal)

Alpian Tanjung

Read Previous

Kammi Demo Tolak Kenaikan BBM

Read Next

Kunjungan Wisman Turun 23,32 Persen Pada April