Ansar Ahmad, Anak Penjual Sayur yang Kini Menjadi Tokoh Hebat di Kepri

BATAM, NAGOYAnews.net – Di balik kesuksesan, selalu ada kerja keras terus menerus. Orang yang sukses tidak lahir secara instan, banyak ujian yang dilalui sebelum meraih kesuksesan. Sebab kerja keras tidak akan mengkhianati hasil!

Bicara tentang kesuksesan, sosok satu ini memulainya dari paling bawah. Ia adalah Ansar Ahmad, anak asli Kabupaten Bintan yang kini menjadi tokoh hebat di Kepri.

Ansar sedikit menceritakan nostalgia di masa kecil saat diundang menjadi guest di podcast milik media Tribun baru-baru ini.

Pria Kelahiran Kijang 10 April 1964 itu pun membeberkan bagaimana kondisi kehidupannya saat kecil, hingga dikenal sebagai tokoh terkemuka di Provinsi Kepri, bahkan nasional.

Sebenarnya bukan rahasia lagi, jika kisah kehidupan seorang Ansar Ahmad penuh jalan berliku. Banyak hal yang bisa dipetik dari perjalanannya sebagai budak melayu Kepri, yang lahir dari keluarga sederhana.

Ansar mengatakan, kerja keras sudah menjadi bagian hidupnya. Apalagi sejak umur dua tahun ia sudah menjadi yatim, ditinggal sang ayah Abdul Ahad. Sementara sang ibu, Ijah bekerja serabutan menghidupi lima anaknya. Ansar merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara

“Saya pernah jadi kuli bangunan. Kami dibesarkan ibu. Saya punya keinginan keras untuk sekolah. Masa-masa SMP itu libur biasa saya kerja bangunan, SMA kadang kalau sore ngajar ngaji. Untuk nambah uang jajan,” kisah Ansar

Tak aneh jika Ansar mengajar ngaji. Masjid Al Ikhlas Batu 3 Tanjungpinang, sebenarnya menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya menimba ilmu agama.

Di sana Ansar belajar ilmu tajwid Al-Qur’an bersama teman-teman seusianya. Hal ini juga yang mengantarkannya untuk ikut dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat kecamatan mewakili Tanjungpinang Timur kala remaja.

Dalam kehidupan sehari-hari, Ansar sadar betul, penghasilan ibunya yang pas-pasan berjualan sayur. Tentunya harus berjuang keras, menafkahinya dan para saudara yang lain.

“Apapun kerja halal saya lakukan, untuk menambah uang jajan kala itu. Saya ingat masih SD, ada tetangga saya sopir bus sekolah, namanya Uspen. Saya bantu-bantu ngelap busnya kalau pagi,” ucap mantan Bupati Bintan 2005-2010 itu.

Saat ditanya host berapa yang dihasilkan kala itu. Ansar hanya tersenyum. Menurutnya nominal uang saat itu lumayan baginya. “Saya lupa. Kalau dapat seratus rupiah, lima puluh rupiah, bahkan masih berlaku uang seringgit saat itu. Tapi sudah sangat cukup untuk jajan sekolah, bantu bayar sekolah” sebutnya.

Anggota Komisi V DPRI-RI ini juga mengungkap kenangan saat menjadi kacung bola tenis di lapangan AURI Km 3 Tanjungpinang. “Alhamdillah dapat hasil yang lumayan,” ucapnya

Ia bersyukur bisa kuliah di UNRI dengan beasiswa hingga selesai. Ansar juga dikenal aktif dalam kegiatan kepemudaan, bahkan pernah menjadi Ketua KNPI Kabupaten Bintan.

Masa libur dan pengalaman sejak SD hingga bangku menengah itu ibarat sebuah pejalanan hidup yang berarti baginya.

Hal itu juga yang menjadikannya pribadi yang pantang menyerah. Kehidupan telah menempa karakter seorang Ansar Ahmad. (esp)

Sumber : Nagoyanews

Redaksi

Read Previous

Bantu Pemerintah Tanggulangi Covid-19, Tim Relawan Aman Gotong Royong

Read Next

Partai Koalisi Bersatu Menangkan Ansar-Marlin di Pilkada Kepri