BI Kepri Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Dikisaran…

Batam, IsuKepri.com – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepri menargetkan pertumbuhan ekonomi menguat pada kisaran 6,5-7 persen (yoy). Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra dalam pertemuan tahunan BI bertemakan Sinergi untuk percepatan transformasi di kantor BI, Rabu (23/12) pagi. Menurutnya, terdapat sejumlah faktor baik internal maupun eksternal yang mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Meskipun memang ‎pertumbuhan ekonomi selama tahun 2015 menunjukan trend perlambatan akibat pelemahan ekonomi global serta tingginya nilai inflasi Kepri. ‎Gusti menyatakan inflasi Kepri tahun ini mengalami anomali, dimana berada di atas inflasi nasional. Bahkan menjadi nomor dua tertinggi se Sumatera.

“Inflasi Kepri yang biasanya lebih rendah dari inflasi nasional, pada tahun 2015 mencatat inflasi tertinggi, sebesar 6,19 persen (yoy). Jauh dari inflasi nasional yang hanya 4,89 persen (yoy). Lonjakan ini terutama didorong kenaikan harga bahan makanan akibat hambatan pasokan. Salah satunya beras. Padahal beras itu, tahun-tahun sebelumnya saya cek di buku laporan tidak pernah menyebabkan kenaikan inflasi,” tutur Gusti.

Selain itu, pelemahan ekonomi global pun ikut berpengaruh pada ekonomi Kepri. Pada triwulan III 2015, pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 5,72 persen (yoy) melambat dibanding triwulan II 2015 sebesar 6,25 persen (yoy). “Untuk keseluruhan 2015, perekonomian Kepri diperkirakan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen (yoy). Lebih rendah dari pertumbuhan 2014 sebesar 7,32 persen (yoy),” ucap dia.

Terjadi penurunan permintaan ekspor terutama negara tujuan utama ekspor Kepri seperti Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang.”Hingga posisi Oktober 2015, ekspor Kepri mencatatkan kontraksi 24,7 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi tahun sebelumnya 9 persen (yoy),” kata dia.

‎Memperhatikan kondisi ekonomi terkini, Gusti menyebutan ada tiga prioritas kebijakan yang mendesak untuk dijalankan. Pertama meningkatkan nilai tambah industri, lalu memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan. Ketiga percepatan pembangunan infrastruktur.

“Pengembangan industri harusnya tidak hanya berfokus pada industri pengolahan. Tapi diperluas di sektor lain yang punya potensi besar, seperti pariwisata dan maritim,” kata dia.

Lalu untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan, Kepri diharapkan dapat bersinergi dengan daerah-daerah lain mengenai pasokan bahan pangan. Pasalnya, Kepri memiliki ketergantungan tinggi terhdap pasokan pangan dari daerah lain.

“Ini yang menjadi faktor pendorong tingginya volatilitas harga pangan,” kata dia.(SM)

Redaksi

Read Previous

Sekilas Mengenai Film \’\’Ngenest\” Karya Ernest Prakasa

Read Next

Ribuan Personil Polri Disiapkan Dalam Operasi \”Lilin 2015\”