Sukses Dengan Usaha Kue Batang Buruk

Bintan, Isukepri.com – Saat disinggung terkait kue Batang Buruk, Sri Kusmayanti (26) salah satu pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berada di Perumnas Tokojo, Kijang ini hanya mampu tersenyum lebar. Wanita yang akrab di panggil Maya ini lantas menunjukkan sebuah lemari yang berisi belasa toples yang sudah siap edar kue Batang Buruk berukuran kecil dengan berat netto 1 Kg pertoples.

“Saya memperoleh ilmu pengetahuan terkait kue Batang Buruk ini dari ibu kandung saya,” ujar Maya.

Produksi yang dibantu oleh tenaga ibu kandungnya ini sejak 2010 ini kini sudah memiliki pasar hingga Singapura, Malaysia, Tiongkok dan terakhir dijual ke Dubai melalui jasa Dekranasda Bintan serta Dinas Koperasi UKM dan Perindag Bintan.

Maya dan Ibunya Suratmi (61) membuat kkue Batang Buruk ini dari kulit lumpia yang merupakan adona dari kacang merah yang dibland dengan gula dengan taburan tepung kacang hijau di luarnya membuat kue Batang Buruk ini memiliki keunu=ikan tersndiri dibandingkan dengan kue kering lainnya.

“Namanya juga kue Batang Buruk, ya begitu bentuknya cuman kami kemas lagi menjadi sebuah produk kreatif yang tidak biasa. Awalnya tetangga dan masyarkaat heran dengan nama Batang Buruk, namun setelah merasakan kue kering yang satu ini, kami malah kewalahan memenuhi permintaan pasar,” tambahnya dengan wajah gembira.

Kue yang sudah dipasarkan di berbagai daerah hingga manca negara ini hanya dijual dengan harga Rp150 ribu perkilonya. Namun produk ini juga tersedia dalam kemasan kotak yang hanya berharga Rp15 ribu perkotaknya. Untuk wilayah Batam, per 3 bulan, maya hanya menjual sekitar 300 kotak sedangkan untuk kawan Kijang dan Tanjungpinang bisa 100 Kotak perbulannya.

“Kami sangat bersyukur atas bantuan dari Dekranasda dan Dinas Koperasi UKM Bintan yang telah sudi untuk menyediakan kemasan kue Batang Buruk ini serta mau untuk mempromosikannya,” ucap syukur Maya dan ibunya.

Usaha yang kini mempekerjakan enam orang karywan ini akan kewalahan memproduksi jika musim lebaran dan tahun baru, hingga Maya harus membatasi pembeli dengan perkiraan 150 Kg perharinya. Orderan atau pemesanan kue Batang Buruk itu sudah ditutup pada minggu kedua Ramadan. Sedangkan kue Batang Buruk yang sudah dibuat sejak awal Ramadan itu bakal siap memenuhi orderan pada akhir minggu ketiga Ramadan.

“Untuk pesanan lebaran Idul Fitri misalnya, pemesanan kami tutup pada minggu kedua Ramadhan. Takutnya tidak terkejar lagi untuk membuatnya sampai jelang lebaran,” paparnya.

Admin Isu Kepri

Read Previous

Abole, Abon Lele Rasa Kari Melayu

Read Next

Polisi Tidak Lagi Menjadi Momok Menakutkan Bagi Balita