Ferry Suwadi, From Zero To Hero Dengan Bakso Gunung

Batam, Isukepri.com – Ferry Suwadi, Owner Bakso Gunung memang pantas memperoleh sebutan “from zero to hero”. Hal ini berkat kegigihan dan keuletan Ferry dalam mengembangkan usahanya tanpa mengandalkan modal besar. Bakso Gunung yang mengantarkan Ferry hingga mampu menemapt tinggali sebuah rumah mewah di sala satu komplek perumahan elit di Batam mampu mempekerjakan 100 orang dan juga menyekolahkan anaknya hingga tingkatan yang tinggi.

Sebelum beranjak dan menetap di Batam, Ferry sempat singgah kepualu Dewata sekitar tahun 1990 lalu selama kurang lebih dua tahun untuk berjualan bakso gunung hingga ia memperoleh informasi bahwa peluang di Batam lebih besar di bandingkan di pulau Dewata Bali.

“Awalnya saya naik bus menuju Pekanbaru dan pulau Jawa. Namun saya dipaksa oleh oeang tak dikenal untuk naik pompong jikalau ingin menuju ke Batam dengan tarif Rp50 ribu. Padahal tiket pompong menuju Selat Panjang cuma Rp8 ribu dan speed ke Batam Rp16 ribu. Karena tidak tahu, saya terpaksa mengikuti aja kemauan para calo tersebut,” ujarnya sambil tertawa

Setibanya di Batam, Ferry yang seyogyanya tidak memiliki sanak saudara kebingungan untuk mencari tempat tinggal. Beruntung, ia ditolong seorang warga Tionghoa (kenal saat di speed) dan diberi tumpangan di ruko Jaya Putra Kundur. Selanjutnya, ia memutuskan tinggal di ruli depan Casanova Nagoya

Di ruli inilah, Fery memulai merajut usahanya sebagai pedagang bakso menggunakan gerobak keliling di seputaran kawasan Nagoya. Tanpa disangka, bakso buatannya disukai warga sekitar. Perlahan tapi pasti, penghasilannya terus meningkat hingga memiliki 4 karyawan.

“Kali pertama jualan, hitungan kotor saya dapat Rp50 ribu per hari. Namun, setelah punya anak buah, penghasilan naik jadi Rp500 ribu. Lumayan, dari jualan beberapa bulan saya bisa membeli sepeda motor untuk belanja dan ngojek sebagai tambahan,” ungkapnya.

Namun, usaha yang kian majunya tersebut, harus memperoleh cobaan ketika ruli yang ditemapatinya digusur sehingga terpaksa mencari tempat baru. Usaha yang digelutinya bertambah berkembang ketika Ferry bertemu Sri Asmani yang merupakan istri dari Ferry sekarang. Wanita yang telah memberikan tiga anak ini ikut berperan besar dalam kemajuan bisnis jualan bakso.

“Setelah menikah, rejeki saya makin lancar. Saya juga membeli mesin penggiling daging dan kontrak rumah di blok 5, Penunin. Istri yang sebelumnya kerja di salah satu perusahaan di Muka Kuning saya minta berhenti dan membantu memasak bakso. Karena saat itu karyawan saya sudah mencapai 30 orang dengan omzet Rp3 juta per hari,” tambahnya

Ayah dari tiga orang anak ini (Rio Chandra, Fresta Rio, dan Ferio Gent Landy) kini Bakso Gunung telah memiliki 7 cabang yang tersebar di sejumlah tempat di Batam. Meski sudah sukses, Ferry tidak sombong dan lupa daratan. Seluruh saudaranya telah diberi kesempatan untuk mengelola tiap gerai Bakso Gunung. Ia pun tidak pilih-pilih dalam mempekerjakan karyawan. Asalkan jujur pasti diterima dengan tangan terbuka.

Admin Isu Kepri

Read Previous

3 Hari Demo, Buruh Bersikeras Perjuangkan Tuntutan

Read Next

Kunjungan Wisman ke Batam Alami Penurunan di September 2015