Beras Raskin Kurangi Beban Masyarakat Miskin

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Beras Raskin atau biasa disebut dengan beras untuk masyarakat miskin, adalah program pemerintah berupa subsidi pangan dalam bentuk beras
yang diperuntukan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran (RTS).

Tujuan program ini adalah untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan juga mencegah penurunan konsumsi energi dan protein.

Pelaksanaan program Raskin di Indonesia, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berjalan cukup baik dan lancar. Walaupun wilayah Provinsi Kepri terdiri dari ribuan pulau, baik besar mupun kecil yang membentang mulai dari Kabupaten Lingga hingga ke Kabupaten Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Serta 94 persen wilahnya merupakan lautan dan hanya 4 persen daratan, akan tetapi tidak menjadi halangan atau hambatan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan program tersebut.

Menurut Kepala Perum Bulog Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Ismed Erlando, bantuan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/ kota, guna kelancaran pelaksanaan raskin di Provinsi Kepri patut diberikan apresiasi yang setinggi – tingginya.

“Tanpa bantuan pemerintah daerah, program raskin tersebut tidak akan berjalan sebaik seperti saat ini. Pemerintah daerah sangat fokus dan perhatian terhadap hal – hal yang mengangkut masyarakat miskin, karena pemerintah daerah telah bertekad untuk mengentaskan kemiskinan serta mensejahterakan masyarakatnya,” kata Ismet, Kamis (25/9).

Untuk mendukung pogram pemerintah tersebut, kata Ismet, banyak permasalahan yang terjadi dilapangan. Seperti menyangkut masalah keterlambatan penyaluran raskin, karena adanya isu bahwa beras tersebut tidak layak dikonsumsi.

Sehingga langsung dibantah keras oleh Kasub Bulog Tanjungpinang. Menurutnya penyaluran raskin khususnya di Kota Tanjungpinang berjalan cukup lancar, hingga bulan September 2014 telah mencapai  90 – an persen.

“Memang ada beberapa kelurahan yang belum sempat merealisasikan beras raskin, akan tetapi itu hanya permasalahan teknis saja. Pada prinsipnya, seluruh beras yang disalurkan adalah beras yang layak untuk dikonsumsi. Dan wajar saja kalau ada satu atau dua karung yang kurang bagus, karena beras yang dikeluarkan jumlahnya cukup banyak dan tidak mungkin untuk disortir satu persatu atau lolos dari sortiran. Apalagi beras tersebut dikirim melalui laut, peluang basah atau terkena air cukup besar,” paparnya.

Namun Bulog, katanya, tetap akan segera mengganti apabila didapati ada beras yang kurang baik. “Menurut pantauan kami dilapangan, hampir semua beras yang telah didistribusikan oleh Bulog ke kelurahan – kelurahan telah diambil atau ditebus oleh masyarakat. Masyarakat hanya merasa ada perbedaan antara beras yang diterima saat ini dengan beras yang diterima bulan yang lalu. Saat ditanya mengenai beras tersebut, sebagian masyarakat menyatakan, bahwa beras tersebut setelah dimasak memang agak enak (ada rasanya) hanya tampilannya yang tidak seperti beras dipasaran,” ujar Ismet.

Ditanya menyangkut keberlangsungan pelaksanaan raskin pada era pemerintahan baru, kepala Bulog Tanjungpinang menjawab, bahwa program Raskin yang telah berjalan selama lebih dari 15 tahun tersebut, mampu membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin. Masyarakat yang selama ini bergantung pada program tersebut akan terancam kekurangan pangan dan gizi.

“Selama ini, keberadaan raskin telah menjadi instrumen stabilisasi harga gabah dan beras. Kalau program raskin tidak ada lagi, pasti gejolak harga akan terjadi dan inflasi akan meningkat. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

Saksi Akui Sediakan Alat Olahraga Termurah

Read Next

Pagar Lapangan Bola Kaki Batu 10 Roboh