The Quick Count and The Real Count For President

DIAN FADILLAH, S.Sos

Pimpinan TBM DIFADIL Tanjungpinang

Opini, IsuKepri.com – Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden untuk Indonesia satu dan dua (RI 1 dan 2) pada Rabu 9 Juli 2014, sudah kita lewatkan dengan semangat dan harapan yang maha besar. Golputpun dihindari meski berpuasa dan hujan yang mengguyur Kota Tanjungpinang.

Kekalahan dan kemenangan akan muncul ke permukaan yang  merupakan dua mata pedang yang merupakan satu kesatuan yang dapat dibanggakan. Akan tetapi juga, merupakan dua hal yang dapat membahayakan bagi pihak manapun atau masyarakat Indonesia.

Dua hal itu merupakan hasil pasti yang sudah ada didepan mata, hanya menunggu waktu saja. Ibarat suatu pertandingan, maka pasti akan didapatkan Juara satu (1) dan itulah Sang JAWARA atau sang juara. Juara yang diperoleh bukanlah sesuatu yang didapat secara Simsalabim abracadabra, akan tetapi merupakan satu rangkaian kegiatan panjang dan melelahkan serta merupakan gabungan dari suatu estafet pertandingan dan kuat dengan pemilihan strategi.

Antara satu titik dengan titik yang lain saling bertaut dan saling memperkuat. Tidaklah aneh kalau itu merupakan suatu teamwork yang solid, kuat dan susah untuk ditembus oleh siapapun dan kelompok manapun. Suatu team yang tidak terlepas dari berbagai hambatan, rintangan gangguan.

Kelemahan yang ditemukan memang juga rentan dengan sisipan penyusup yang dapat saja masuk ke dalam kelompok yang ada, akan tetapi itu toh akan diketahui dengan sendirinya. Berbagai macam cara yang dilakukan untuk menembus tali temali itu, akan tidak berguna apabila masing – masing pihak sudah mengenal dan memahami satu dengan yang lain.

Pemahaman akan satu tujuan utama yaitu kemenangan yang hakiki untuk Indonesia. Indonesia sebagai negara yang besar dan kaya, pasti memerlukan pempin yang bukan hanya butuh seorang Presiden secara labelling saja, tapi juga figure yang mempunyai kualitas kepemimpinan.

Suatu pemerintahan yang bebas dari kekuatan pihak lain dengan satu suara untuk pemerintah baru yang dapat mengangkat bobot bibit dan bebet di segala lini dan urat nadi kehidupan dasar masyarakat.

Sebagaimana dalam sebuah pertandingan, maka kemenangan yang hakiki adalah pada saat kemenangan yang disampaikan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai lembaga negara yang ditunjuk secara resmi sebagaimana yang disampaikan Ketua KPU yakni Husni Kamil Manik (Kamis, 10 Juli 2014). Adanya klaim kedua belah pihak sudah memenangkan pertandingan ini syah – syah saja, karena lembaga survey itu semua sudah terdaftar dan berhak mempublikasikan ke media atas hasil survey yang diperoleh.

Hitung cepat dan hasil cepat merupakan cara terkini untuk mendapatkan hasil dari suatu kegiatan. Rangkaian kegiatan yang dimaksud, dilakukan dengan upaya untuk mendapatkan hasil dengan suatu gambaran secara akademis dan keilmuan. Lembaga survey yang ada dapat memberikan gambaran umum dari sebuah polling yang dilakukan. Polling ini merupakan trend teknologi dunia saat ini, meskipun ada kemungkinan Human error dan Machine Error yang tidak boleh lebih dari 0,9 (tidak lebih).

Adapun Lembaga survey yang dimaksud adalah : Populi Centre, CSIS, Litbang Kompas, Indikator, Polling Indonesia Lingkaran Survey Indonesia (LSI), RRI, Saiful Mujani Research, Pool Tracking, Puskaptis, Indonesia Research Centre, LSI dan JSI.

Dengan begitu, mahalnya biaya yang demokrasi dan begitu mahalnya harga sebuah kursi Presiden pilihan kita, tentunya niat masyarakat ini dapat dijadikan suatu momentum penting sebagai harapan dengan perekonomian sesulit ini. Ini adalah tantangan bagi pimpinan yang diharapkan oleh rakyat Indonesia sebagai sosok yang sangat diharapkan :

  1. Seorang pemimpin diharapkan dapat menggambarkan masa depan dengan membuat Indonesia Kreatif.
  2.  Seorang pemimpin yang dapat memperbaiki tatanan kehidupan dengan mempertautkan kembali rantai yang sudah putus akan kehebatan sebuah Negara sebesar Indonesia.
  3. Melakukan terobosan dan mengaktifkan kembali  IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS dan diluar negeri agar disegani oleh Negara luar.

Adanya sebuah kemenangan pasti akan ada kekalahan. Begitu banyak permasalahan yang terjadi menjelang Pemilu, tapi pasti akan ada saja permasalahan menjelang 22 Juli 2014 nanti. Himbauan demi himbauan yang disampaikan, khusus oleh   Capres dan Cawapres dan timses hendaknya tetap dikawal oleh semua pihak agar hasil yang diperoleh tidak lagi merupakan rekayasa yang selalu ada nilai – nilai kemunafikan belaka dan kuat dengan pembohongan publik semata.

Ingatlah.. Kita tidak usah terlalu meyakini hasil quick count yang belum tentu real count malah memusingkan masyarakat. Kita dilahirkan menjadi Ksatria yang siap dalam kondisi apapun itu. Dalam kampanye damai dan deklarasi damai di depan rakyat secara bersama – sama, kedua belah pihak berjanji melaksanakan pemilihan secara fair (adil) dan berwibawa. Itu berarti siapapun yang menjadi pemenang, bukanlah karena dia yang terhebat dari yang lain, akan tetapi dialah yang perlu di uji kepemimpinannya. Apakah bisa setia pada amanah untuk 5 tahun kedepan atau bullshit untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Hebat bermartabat dan bebas pangan sebagai negara yang betul – betul dapat merekatkan jiwa kebangsaaan yang sudah terurai. (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

Dinkes Kepri Sediakan Posko Pelayanan Kesehatan Mudik

Read Next

Oknum PNS Digrebek Isterinya Sedang Mesum