Berjiwa Besar Layaknya Jendral Sudirman

DIAN FADILLAH, S.Sos

Pimpinan TBM DIFADIL Tanjungpinang

Opini, IsuKepri.com – Kekalahan dan kemenangan sesuatu yang silih berganti. Apakah itu kejuaraan atau mungkin dalam sebuah pertandingan. Kalau saat ini, anda diberikan kemenangan, maka di kesempatan lain anda juga akan diberikan kekalahan. Hal itu terjadi secara bergantian. Sebagaimana adanya sebuah  kemenangan pasti akan ditemukannya pihak yang mengalamai kekalahan.

Selayaknya pihak yang mendapatkan sebuah kemenangan so pasti akan senang dan bahagia yang tidak ketulungan dan terkadang melupakan hal lain malahan sedikit sekali yang berpikir tentang pihak yang mengalami kekalahan terkadang malahan memberikan reaksi yang berlebihan ! Apakah itu mencemooh dan seolah – olah berprilaku kurang merasakan penderitaan yang kalah. Sungguh perilaku seorang pecundang dan yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang winner (pemenang). Makanya, ada 2 hal penting yang harus dimiliki oleh jiwa kepemimpinan yang patut dijunjung tinggi dari seorang Jenderal seperti Jendral Sudirman :

  1. Berpikir secara jernih bahwa upaya positif yang dilakukan juga akan dilihat secara positif oleh pihak manapun (tanpa adanya rekayasa yang berlebihan). Meyakini dengan teguh bahwa kerja keras akan mendatangkan hasil yang gemilang suatu saat nanti dan konsiesten dengan kata – kata.
  2. Kemenangan dan kekalahan bukanlah hal yang utama, akan tetapi adalah selalu berjuang sepanjang hayat untuk mencapai tujuan kebangsaan yang murni.

Begitu banyak permasalahan yang terjadi menjelang Pemilu nanti. Himbauan yang perlu disampaikan khusus untuk Capres dan Cawapres yang akan bersaing dalam Pemilu 9 Juli 2014 :

  1. Lembaga survey domestik ataupun internasional yang memberikan hasil sementara yang bervariasi dalam prediksi Capres dan Cawapres jangan terlalu dijadikan dasar yang kuat untuk penentuan Win or Lose, akan tetapi lebih melihat persiapan yang perlu dilakukan dalam upaya memaksimalkan diri menghadapi waktu pemilihan nanti.
  2. Pendukung masing – masing Capres Cawapres yang tidak henti – hentinya memproklamirkan kelompok – kelompok sukarelawan yang katanya sudi menjadi penyambung lidah dari kandidat yang ada.
  3. Hilangkan aksi saling hujat antar tim pasangan Capres dan Cawapres yang berkontestasi semakin dekat semakin jelas terpampang di media massa.
  4. Hilangkan kesibukan yang sia – sia dengan urusan harta kekayaaan dari masing – masing Capres Cawapres, apalagi untuk mencari tahu dari mana duitnya dan berapa jumlahnya.
  5. Kepada masyarakat dan pendukung Capres Cawapres manapun, untuk tidak melakukan black campaign. Kita menang terhormat, kalah terhormat. Kita harus terima siapa pun yang menang tanpa ada agenda pasca pilpres. Kita Ksatria yang tidak akan ikut keramaian yang tidak jelas juntrungannya.
  6. Menggunakan alat peraga kampanye milik pasangan tertentu bergambar orang – orang terkenal Indonesia ataupun luar negeri (meninggal ataupun masih hidup) sudah marak terpasang di sejumlah sudut Kabupaten/ Kota.
  7. Menarik perhatian masyarakat kelompok tertentu dalam  mengupayakan untuk pemenangan pemilih sebagai bursa taruhan dengan memberikan nilai koefisien penggali uang taruhan (padahal saat ini adalah bulan ramadhan).

Sebagaimana yang diajarkan oleh Raja Ali Haji dalam Gurindamnya  Pasal ke – 5 :

Jika hendak mengenal orang yang mulia lihatlah pada kelakuan dia, jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal

didalam dunia, mengambil bekal jika hendak mengenal orang yang baik perangai.

Lihatlah pada ketika bercampur dengan orang ramai. Menang ataupun kalah dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014 lalu, semoga akan tetap merekatkan jiwa kebangsaaan diri kita sebagai negara yang besar. (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

Jokowi – JK Menang di Provinsi Kepri

Read Next

BPJS Ketenagakerjaan Bagikan Takjil Buka Puasa Kepada Masyarakat