Bintan, IsuKepri.com – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT Tenaga Listrik Bintan (TLB) yang berlokasi di KM 23 Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur, hingga saat ini kondisinya terbengkalai.
PLTU yang peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh M Sani saat menjabat Wakil Gubernur Kepri masa kepemimpinan Gubernur Kepri, Ismed Abdullah tersebut, tidak hanya terbengkalai. Namun feling – feling besi yang dijadikan pondasi untuk gardu PLTU tersebut, besinya sudah berkarat. Sehingga tidak layak lagi untuk dijadikan feling.
Selain itu, pelabuhan jeti di pinggir laut yang bakal dijadikan tempat bongkar muat material dan batu bara serta sandarnya kapal, juga tidak layak untuk digunakan karena masih berantakan.
PLTU yang direncanakan berkekuatan listrik 2 x 12 MW itu, belum juga terlihat berupa bangunan pembangkit listrik. Bagian depan gerbang masuk ke lokasi proyek itu melewati pos penjagaan security dan portal.
Bagian dalam proyek PLTU itu hanya ada sebuah kantor yang awalnya digunakan untuk para pekerja beraktifitas.
Lahan seluas 17 hektar itu, saat ini hanya dijaga oleh 5 orang security PT TLB dan ada 2 orang staf kantor yang masih bekerja di proyek tersebut. Sementara semua pekerja lainnya sudah tidak dipekerjakan lagi, lantaran proyek dihentikan oleh perusahaan di pusat.
“Katanya sih sedang dalam pembenahan manajemen dari pusat, tak jelas kenapa bisa terhenti proyek ini,” ujar Sembiring, seorang security yang bertugas di proyek itu, saat ditemui www.isukepri.com, Selasa ( 17/6).
Sembiring menambahkan, sejak Agustus 2013 lalu, semua karyawan serta manajernya ditugaskan dari Jakarta dan ditarik kembali ke pusat.
“Sekarang kami hanya menjaga beberapa aset yang ada, seperti contener itu. Kadang banyak juga yang datang ke kami mau ngelamar kerja, tapi kami katakan saat ini tak ada lagi pekerjaan,” ujarnya.
Malah proyek PLTU di Galang Batang milik PT PLN sudah beroperasi lebih dulu, padahal proyek TLB lebih dulu dimulai. (RAMDAN)
