Tanjungpinang – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau, menggelar kegiatan apresiasi pengembangan sistem rantai dingin dan pengolahan tahun 2014, di Hotel Comfort, Tanjunginang, pada 25 hingga 26 Mei 2014.
Pada acara itu juga, panitia menghadirkan narasumber dari Ditjen P2HP KKP – RI, DKP dan LPPMHP Provinsi Kepri. Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 25 orang yang terdiri dari 13 orang dari Kota Tanjungpinang, 4 orang dari Kabupaten Bintan, 4 orang dari Kabupaten Karimun dan 4 orang dari Kota Batam.
Dimana para peserta tersebut berasal dari pelaku usaha dan pemasaran yang masing – masing didampingi oleh Dinas Kabupaten/ Kota terkait.
Sedangkan, maksud diadakannya kegiatan apresiasi pengembangan sistem rantai dingin dan pengolahan ini, yaitu guna mendapatkan informasi yang jelas tentang pentingnya menentukan laju kemunduran mutu dan kesegaran suatu produk.
Dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang langkah – langkah dalam penerapan sistem rantai dingin, serta memperoleh berbagai informasi terkait manfaat dan keuntungan yang diperoleh dengan penerapan sistem rantai dingin tersebut.
Selain itu, acara ini juga sangat penting dalam rangka merumuskan aspek pemanfaatan sumberdaya kelautan secara optimal. Jika ini dilakukan dengan lompatan yang terarah ke depan, kita akan menjadi negeri bahari yang benar – benar terkemuka di negara kesatuan Republik Indonesia ini. Cara pandang dan tekad semacam ini, harus kita seragamkan dan sama – sama berkomitmen untuk merealisasikan dalam pembangunan daerah yang berbasis kelautan.
Sementara itu, dengan besarnya potensi perikanan di Provinsi Kepulauan Riau, maka perlu juga dilakukan upaya – upaya dalam mempertahankan mutu dan tingkat kesegaran ikan. Salah satunya yaitu dengan penerapan sistem rantai dingin baik bagi pelaku usaha pengolahan maupun pemasaran.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu dan kerusakan pada ikan. Hal ini bisa dari faktor kimiawi, fisika dan mikrobiologi. Untuk itu, penting sekali mempertahankan mutu ikan tersebut mulai dari ikan ditangkap sampai kepada hasil akhirnya (produk olahan). Dari segi mikrobiologi, kita harapkan dengan menurunkan suhu dingin dapat mempertahankan tingkat kesegaran ikan selama fase rigormortis yaitu fase dimana mengejangnya tubuh ikan dalam kondisi segar.
Secara umum, pelaku usaha identik dengan usaha yang dimulai dari keterbatasan modal atau sumberdaya, namun ternyata mereka memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Oleh karena itu, sangat penting dari pelaku usaha yang telah ada khususnya dari pelaku usaha pengolahan maupun pemasaran untuk terus dikembangkan dan dilakukan pendampingan. Sampai tahun 2014, dari data statistik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (statistik P2HP) terdapat 782 unit pengolahan dan 3139 unit pemasaran untuk produk konsumsi. Sedangkan disektor non konsumsi berjumlah 138 UPI dan telah teregistrasi dan diberikan sertifikat sebanyak 69 UPI. (**)