Dinsosnaker Tanjungpinang Berikan Pelatihan Untuk TKI

TKI (Tenaga Kerja Indonesia) sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa sampai trilyun rupiah. Para TKI memiliki risiko tinggi, sebab hampir selalu karib dengan kekerasan, pelecehan seksual, penindasan, dan penganiayaan yang dilakukan majikan. Tak cukup itu, bahkan ketika masih di Tanah Air (sebelum berangkat ke luar negeri) atau sekembali dari luar negeri, mereka dihadapkan pula dengan beragam pemerasan yang mewujud dalam pungutan liar.

Mereka bukan tidak tahu dengan risiko itu. Tapi, karena desakan ekonomi dan tuntutan hidup, maka menjadi TKI adalah solusi instan sekaligus tawaran menggiurkan, setelah negara mereka sendiri (Indonesia) tidak lagi mempesona karena tak bisa menyejahterakan hidup mereka.

Derita TKI seakan tak pernah menemukan titik henti. Di setiap tahun bahkan di setiap putaran waktu, disuguhi berita penganiayaan, pemerkosaan, gaji yang tak terbayarkan, bahkan juga kematian misterius warga negaranya yang tengah mengais rizki menjadi TKI.

Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). Minimnya pengetahuan tentang aturan hukum yang berlaku dan ke mana mengadu, membuat banyak pekerja, terutama tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban kekerasan hanya bisa pasrah.

Maka dari itu untuk para TKI yang di Deportasi dari Malaysia, khususnya yang dipulangkan melalui Tanjungpinang yang di Tanggani oleh Dinas Sosial Tenaga kerja (Dinsosnaker) Kota Tanjungpinang, terus berpaya memberikan pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja yang diberikan kepada TKI di penampungan dan itu diberikan secara gratis tanpa dipunggut biaya untuk membantu pemerintah Pusat. Jadi para pencari kerja dan pengangguran harus memanfaatkan kesempatan ini secara optimal, sebagai bekal mendapatkan pekerjaan yang ideal.

“Pelatihan kerja itu terus kita berikan kepada TKI yang dideportasi dari malaysia, yang sebelumnya mereka dipulangkan kenegeri asalnya. Dengan tujuan, supaya mereka bisa memamfaatkan ilmu yang diberikan dan juga dapat dimanfaatkan. Sehingga mereka dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, seperti teknologi informasi, kerajinan tangan dan lain sebagainya,” kata Kepala Dinsosnaker Tanjungpinang, Dimyath.

Berkurangnya jumlah TKI bermasalah yang dideportasi Malaysia yang dipulangkan setiap bulanya dari Kota Tanjungpinang, merupakan salah satu keberhasilan pemerintah. Mereka ada yang miskin bahkan sangat miskin setelah dideportasi dari Malaysia, karena kebanyakan mereka ditipu oleh majikan. Jadi Dinsosnaker Tanjungpinang bukan hanya memulangkan tetapi juga memberikan pelatihan keterampilan untuk hidup di kampung halamannya nanti.

Narasi Poto:  A F R I Z A L

suprapto

Read Previous

Pengadilan Terima Pelimpahan Perkara Pidana Baharuddin

Read Next

Demo, Siswa Minta Kepala SMK 4 Diganti