SMK Bisa Kerja dan Bisa Kuliah

DIAN FADILLAH, S.Sos

Tenaga Pengajar Produktif UPW SMK Negeri 1 Tanjungpinang

Waktu demi waktu pemerintah terus meningkatkan pembinaan pendidikan di Indonesia dari berbagai aspek, diantaranya dengan menambah jumlah sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi), serta jumlah guru dan sarana prasarana pendukung.

Harapan pemerintah adalah, adanya perkembangan yang positif seiring dengan mengikuti perkembangan zaman dengan prestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama bangsa dan bersaing di tingkat internasional.

Menurut Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, Joko Sutrisno, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK Indonesia dan memperlihatkan prestasi yang terus meningkat. Bahkan Indonesia mampu meraih ranking pertama. Apabila dilihat dari arti dan maknanya, bahwa pendidikan adalah proses sepanjang hayat manusia, Ilmu pengetahuan yang bergerak cepat guna memenuhi tuntutan manusia untuk bertahan dalam mengarungi kehidupan, baik kehidupan duniawi maupun kehidupan yang kekal abadi. Pendidikan juga merupakan masa depan. Masa depan juga merupakan proses dari masa lalu dan masa kini.

Produknya adalah “manusia. Kita yang telah melalui lika – liku pendidikan sampai mencapai kehidupan hari ini. Meskipun demikian kehidupan tidak berhenti pada hari ini saja karena masih ada masa depan. Bersama generasi masa kini, masa depan harus dicapai bersama – sama. Proses pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara komponen pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru.

Jangan pernah berharap memperoleh pendidikan yang bermutu, jika satu komponen saja tidak dilibatkan dalam proses pendidikan secara berkelanjutan. Ada sebuat kalimat inspiratif yaitu Bersama tentu kita bisa.

Ujian Nasional yang saat ini dikenal UN sudah selesai dilakukan untuk tingkat SLTA. Pelaksanaan kegiatan itu pada 14 April s/d 16 April 2014. Saat ini adalah saat yang sebenarnya mendebarkan bagi semua pihak. Pihak yang dimaksud adalah Dinas, Sekolah, Guru, peserta didik dan orangtua/ wali murid. Kelulusan yang diharapkan adalah kelulusan mempunyai nilai yang maksimal. Semua pihak sangat mengharapkan kelulusan secara 100 persen dan hal so pasti itu tidak mudah untuk mendapatkannya.

Khusus untuk SMK, kelulusan yang diharapkan adalah kelulusan dengan orientasi menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, apalagi kalau berhubungan secara nyata di DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Upaya Departemen Pendidikan dalam hal ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Kejuruan Dirjen Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (Dit – PSMK) melakukan pembinaan untuk program SMK Bisa.

Menurut pemahaman dan pengamatan sebahagian besar masyarakat bahwa langkah ini adalah tepat diambil, terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite dan pengangguran dari lulusan Perguruan Tinggi, yaitu tamatan yang akan otomatis menjadi pengangguran yang disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai. Program – program SMK bisa harus link dan match dengan kebutuhan pasar kerja. Apalagi untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang penuh dengan keterampilan. Bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT sebagaimana selama ini terjadi di luar negeri dan negara tetangga.

Pemerintah berupaya menyampaikan informasi SMK melalui media tv yang dapat kita lihat melalui artis Tantowi Yahya. Iklan itu diharapkan berhasil mendorong lulusan SLTP untuk tertarik melanjutkan ke tingkat SLTA dengan memilih SMK (Terutama harapan bisa bekerja dan tidak lagi membebani orang tua). Harapan itu nantinya, tidak akan menutup kemungkinan untuk kemampuan ekonomi dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Sangking pentingnya nilai sebuah pendidikan, sehingga masyarakat melalui orang tua dan wali murid menempuhnya dengan semangat tinggi hingga S1, S2, S3, Doktor, sampai Profesor. Harapan utama yang diinginkan pada saat sudah mendapatkan pendidikan secara duniawi sudah dapat diraih. Meskipun demikian ada juga masyarakat yang hanya sampai SD, SLTP, SLTA saja (bukan karena tidak ingin) melainkan terbentur pada masalah dana.

Dewasa ini pemerintah memberikan solusi baru yaitu program SMK Bisa. Sekolah Menengah Kejuruan Bisa. Bisa kerja dan apabila kemampuan terjamin dapat diikuti dengan kuliah bisa. Mengapa demikian? Mungkin ada yang menganggap itu sebagai hal yang tidak mungkin pada zaman sekarang. Mana mungkin anak tamatan SMK dapat diterima bekerja? Berapa gajinya dan pertanyaan – pertanyaan lain yang mendasar. Mengapa hampir seantero jagat di negara kita ini membicarakan SMK Bisa SMK Bisa.

Padahal kalau kita bicara tentang SMK, maka tidak semua masyarakat dapat memahami secara jelas kecuali oleh tenaga pengajar itu sendiri atau sesama SMK. Padahal kalau dilihat dari asbabunnuzul (asal usul) banyak berasal dari SMK yang sebelumnya ada yang menyebut SMEA, SMKK, STM dan hal lain tentang itu bahwa masyarakat awam banyak yang mengenal SMK itu sama saja dengan SMA/ SMU. Malahan ada juga yang mengatakan SMK itu hanya plesetan atau istilah lain dari SMA dan pembahasan lain yang kalau diikuti tidak akan pernah habis karena tingkat pemahaman yang masih rendah.

Persepsi itu sangat simpang siur dikalangan masyarakat. Kalau kita telaah apakah sebenarnya alasan mengapa Pemerintah RI melalui pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi selalu mengiang – ngiangkan tentang informasi, arah dan jalur untuk SMK. Dalam pemantauan selama proses pembelajaran di SMK yang didapatkan beberapa kelebihan sebagai berikut :

A. Setiap peserta didik yang masuk SMK sebagai tingkatan melanjutkan pendidikan dari SLTP ke tingkat SLTA sudah langsung diarahkan untuk menentukan jurusan yang diinginkan (Hal itu dilakukan pada setiap peserta didik mulai dari semester pertama/ ganjil di tahun pelajaran).

B. Setiap peserta didik diharuskan mengikuti program Link and Match yang dikenal dengan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) selama periode yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang dilakukan oleh sekolah dengan bekerjasama dengan dunia usaha dunia industri. Kegiatan prakerin sekolah yang dahulunya dikenal dengan istilah PKL (Praktek Kerja Lapangan), KKN (Kuliah Kerja Nyata), dan PSG (Program Sistem Ganda). Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 6 bulan (1 semester) dengan periode Juli sampai Desember dan periode Januari sampai juni selama periode berlangsung (Saat ini dilakukan selama 3 bulan). Adapun tujuan Prakerin dilakukan adalah untuk mensinkronisasikan teoritis yang diperoleh peserta didik di sekolah dengan kondisi aktual secara lebih nyata di dunia usaha yang disesuaikan dan berdasarkan jurusan atau program studi  masing – masing sebagai contoh diantaranya :

  1. Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

Tempat – tempat yang dapat dijadikan tempat praktek  peserta didik program studi UPW adalah meliputi travel agent/ travel biro/ biro perjalanan wisata, airlines (Maskapai Penerbangan), dan kawasan airport.

  1. Pemasaran (PM)

Lokasi yang biasanya sesuai dengan jurusan ini adalah tempat – tempat yang mempunyai aktivitas jual beli dan bisnis meliputi supermarket dan swalayan serta pusat – pusat perbelanjaan.

  1. Administrasi Perkantoran (AP)

Aktivitas yang biasanya menjadi sasaran untuk jurusan ini adalah setiap kantor – kantor yang berhubungan dengan administrasis ekstra konsep meliputi kantor pemerintahan dan perusahaan – perusahaan swasta.

  1. Akuntansi (AK)

Kantor pelayanan pajak, notaries.

  1. Teknisi Komnputer dan Jaringan (TKJ)

Toko komputer yang lengkap dengan aktivitas perakitan dan perbaikan komputer, percetakan yang membuat baleho dan banner.

  1. Multi Media (MM)

Meliputi pembuatan website dan berhubungan dengan media publikasi seperti surat kabar, majalah, radio dan televise.

  1. Perbankan Syariah (PBS)

Meliputi perbankan daerah ataupun Bank Pemerintah yang berhubungan dengan bank umum, ataupun bank – bank syariah.

C. Adanya kemampuan khusus dalam setiap kompetensi keahlian yang menjadikan modal awal untuk tamatan tingkat menengah pada saat bekerja di dunia industri sehingga  setiap peserta didik yang menamatkan pendidikan dari SMK akan dapat bekerja dan dilanjutkan dengan kuliah (Bisa kuliah dan bisa kerja).

Tamatan atau lulusan SMK dari kelompok dan program yang lain dapat juga disampaikan ke masyarakat secara umum dimana sebelumnya dikenal dengan sebutan golongan kelas 2. Golongan kelas 1 tetap berada di tangan SMA sehingga ada istilah yang popular saat itu Kalau tidak SMA tidak keren. Dengan informasi SMK Bisa ini diharapkan dapat memberikan sedikit pemahaman dan kebanggaan yang diikuti dengan semangat keras selama proses pendidikan dilakukan dengan meningkatkan kualitas lulusan SMK berdasarkan program studi masing – masing. Mari kita wujudkan SMK Bisa….. Bisa Kerja Bisa Kuliah. (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

Manchester City Dekati Chelsea dan Liverpool

Read Next

TPS di Tanjungpinang Bakal Berkurang Pada Pilpres 2014