200 Peserta Ikuti Workshop Pengembangan Pendidikan Inklus

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Sebanyak 200 peserta yang terdiri dari dinas pendidikan, pengawas dan kepala sekolah/ guru dari 7 kabupaten/ kota, di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, mengikuti workshop pengembangan pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus, Minggu (20/4) di Hotel Bintan Plaza Tanjungpinang.

“Ada sekitar 200 peserta yang melaksanakan workshop pengembangan pendidikan inklusi tersebut. Pertama dinas pendidikan kabupaten/ kota ada 7 peserta, pengawas pendidikan 14 peserta dan kepala sekolah/ guru sekolah ada sekitar 179 peserta,” kata Kasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Mardiana, S. Pd, MT.

Ia mengatakan, konsep pendidikan inklusi tersebut untuk memberi solusi, dengan adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan terutama bagi anak – anak penyandang cacat atau anak – anak yang berkebutuhan khusus.

Pendidikan inklusi memiliki prinsip dasar bahwa selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama – sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.

Menurut dia, pendidikan inklusi tersebut adalah pendidikan yang menyertakan semua anak secara bersama – sama dalam suatu iklim dan proses pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa membeda – bedakan anak yang berasal dari latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, politik, keluarga, bahasa, geografis (keterpencilan) tempat tinggal, jenis kelamin, agama, dan perbedaan kondisi fisik atau mental.

Pendidikan inklusi ini juga sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah – sekolah terdekat. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus di didik bersama – sama anak lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, tuturnya.

Sementara, kata Mardiana, tujuan workshop pendidikan inklusif tersebut, untuk memberikan pendidikan inklusif sehingga dapat memberikan kesempatan kepada ABK bersekolah umum. Terus menciptakan dan membangun pendidikan yang berkualitas serta berkarakter dengan perbedaan kemampuan dan kondisi fisik. Dan untuk memperoleh pendidikan yang sama dan terbaik bagi semua anak yang memerlukan pendidikan.

“Jadi sasaran dari workshop ini untuk menciptakan dan membangun pendidikan yang berkualitas dan berkarakter dengan menghargai perbedaan kemampuan dan kondisi fisik melalui pendidikan inklusif,” ujarnya.

Ia berharap, mudah – mudahan dari workshop pembangunan pendidikan inklusif tersebut dapat memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus bersekolah disekolah umum. Kemudian adanya upaya penciptaan dan membangun pendidikan yang berkualitas serta berkarakter dengan menghagai perbedaan kemampuan. Dan terakhir adanya kesempatan memperoleh pendidikan yang sama dan terbaik bagi semua anak yang memerlukan pendidilkan.

Untuk mencapai harapan itu semua di Provinsi Kepri, kata Mardiana, memiliki sekolah yang menangani pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa (SLB) ada 4 kabupaten/ kota dan 3 lagi belum mempunyai sekolah SLB.

“4 sekolah SLB tersebut pertama Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan. Sedangkan 3 kabupaten lain belum memiliki sekolah SLB yaitu Kabupaten Natuna, Anambas dan Kabupaten Lingga. Sehingga anak berkebutuhan khusus tersebut untuk 3 kabupaten itu belum mendapatkan pelayanan pendidikan,” katanya.

Maka dari itu, Disdik Provinsi Kepri berupaya menggalakan pendidikan inklusif untuk diterapkan disekolah umum. Karena dilihat dari sudut pandang, paedagogis, psikologis dan fisolofis, sistim pendidikan segregasi mengandung beberapa kelemahan dan tidak menguntungkan baik bagi individu penyandang cacat itu sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

Wawako Buka Festival Pramuka

Read Next

PDIP Peroleh 7 Kursi di DPRD Kota Tanjungpinang