Bencana Itu Cobaan Atau Peringatan

DIAN FADILLAH, S.Sos

Pimpinan Sanggar Lembayung dan PKBM Suara Lampion KERIS Award 2014

Dunia diciptakan Yang Maha Kuasa untuk tempat mahluk ciptaan-Nya tinggal. Tempat ini hanyalah salah satu dari sekian banyak ciptaan-Nya yang sangat sempurna. Di atas bumi ini, kita dapat menemukan banyak sekali kehidupan. Apalagi kehidupan didalam bumi yang terdapat banyak sekali kandungan yang nilainya sungguh luar biasa. Namun pada dasarnya, apakah kita juga tahu dengan hal – hal misterius yang terkandung didalamnya ? Kemisteriusan itu adalah bencana alam.

Apabila dilihat dari definisi bencana, menurut Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan, bahwa Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis :

  • Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah ? erupsi ?. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan. tsu berarti lautan, name berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba – tiba dengan debit air yang besar dan disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan dibidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.

Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/ pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain – lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/ atau kerugian.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40 – 50 km/ jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).

Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.

  • Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan transportasi yang terjadi di darat, laut dan udara.

Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions).

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/ MENKES/ SK/ VII/ 2004.

  • Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas dan masyarakat, dan terror dan sabotase.

Pada beberapa waktu belakangan ini, bencana sudah mulai memperlihatkan taringnya. Bencana sudah memunculkan kekuasannya. Sebagaimana yang disampaikan diatas, ada bencana banjir bandang, banjir kiriman, gunung meletus, atau bencana lain yang dalam kurun waktu terakhir memperlihatkan keseriusannya dengan porsi lebih. Bencana yang terjadi seolah – olah mengalir tanpa bisa dihentikan. Terkadang, ini merupakan suatu hal yang membingungkan bagi para ahli sekalipun dan alat – alat canggih yang ada sekaligus menakutkan bagi kita semua.

Sulit dibayangkan pada saat ekonomi sudah sangat kalut marut dengan segunung permasalahan, sekarang ditambah lagi dengan bencana alam yang hampir merata di beberapa daerah di Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah daerah di Provinsi, Kabupaten dan Kota disibukkan dengan kejadian – kejadian yang maha dahsyat itu terlebih lagi bagi masyarakat sebagai lapisan yang tidak dapat dipisahkan sebagai korban dari bencana yang ada.

Allahu Akbar …. Allahu akbar …. Allahu akbar ada apa dengan Indonesia ? Banyak ulama/ ustad dan pemuka – pemuka agama lain yang menyampaikan bahwa bumi ini sudah tua, tinggal menunggu waktu saja dengan umur yang melebihi tuanya umur manusia. Apakah ini laknat yang maha Kuasa ? apakah ini peringatan atau cobaan sebagai bentuk dari realita pengabdian kita kepada Yang Maha Kuasa ? Kalaulah kita mau jujur untuk menjawab apakah jawaban yang benar ? apakah kalau kita menjawab dengan benar berakibat masalah ini akan selesai ? apakah tidak sebaliknya kebenaran yang kita sampaiakan akan berakibat lebih parah lagi karena kita mengabaikan jawabanya ? Berapa besar kemampuan kita untuk memperbaiki diri sebagai manusia ? seberapa kuat pendalaman keimanan kita kepada Yang Kuasa sebagai Khalik ?.

 

Kalau dilihat secara agamis bahwa ada beberapa pemahaman tentang bencana yaitu bencana berarti cobaan, bencana berarti peringatan. Apakah yang harus kita lakukan sekarang dengan kondisi yang ada ? kelaknakan Sang Khalik atau Kemurahan hati Nya yang kita tunggu. Ketakutan kita sebagai manusia harusnya dimunculkan pada saat situasi seperti ini.

Apalagi yang kita tunggu ? apakah kalau hujan belum turun – turun dikarenakan Yang Maha Kuasa tidak peduli pada makhluknya atau Yang Maha Kuasa sangat paham dengan khabar yang diberikan kepada makhluknya ? Yang Maha Kuasa berfirman sebelum hamba-Ku meminta maka akan diberikan. Sebenarnya kepedulian kita terhadap sesama manusia harus sesegera mungkin ditebarkan ke seluruh bumi.

Mulailah mencintai semua makhluk di bumi ini. Makhluk yang dimaksud adalah apakah binatang – binatang liar yang ada di jalanan atau mungkin tumbuh – tumbuhan di sekitar kita atau tidak terlepas dari permasalahan disekeliling yang berhubungan dengan kemiskinan dan permasalahan kehidupan lainnya.

Memang miris kalau kita pikirkan dengan seksama mau dibawa kemana bumi ini dan akan bagaimana nanti, apalagi generasi ini tidak dapat menyikapi setiap masalah pada saat ini. (Mungkin sudah saatnya kita berkaca kembali pada diri sendiri siapa kita). (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

Jangan Golput

Read Next

KMP Kepri : Bangun Perbatasan, Bangun Identitas Bangsa