Sifat Sinis Berdampak ke Skeptis

DIAN FADILLAH,S.Sos

Pimpinan PKBM Suara Lampion

Banyaknya hal yang dilihat dalam dunia saat ini, terutama dalam kehidupan dan aktivitas sehari – hari, menimbulkan berbagai sifat dalam diri masyarakat. Salah satu sifat itu, yakni Sinis sehingga berdampak ke arah Skeptis. Mengapa dan apa sebenarnya skeptis ini?

Malahan, apabila skeptis ini berlanjut maka orang yang bersangkutan akan lebih kurang dalam percaya diri, ragu – ragu dalam meraih sesuatu keberhasilan dan tujuan berdasaran ajaran yang ada dimana bahwa penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis. Kalau masyarakat, saat ini menyebutnya dengan Skeptisme.

Apalagi didaratan Eropa dan Amerika, Skeptisme adalah merupakan sebuah paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti atau lebih kepada meragukan, malah mencurigakan. Sebagai contohnya, pada saat ini adalah kesulitan situasi hubungan yang sudah baik yang telah banyak menimbulkan skeptic – isme terhadap kesanggupan dalam menanggapi gejolak hubungan, apalagi hubungan secara internasional bilateral dan Multilateral.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) bahwa  pengertian Skeptis itu adalah kurang percaya diri, ragu – ragu terhadap sesuatu keberhasilan keputusan. Contohnya adalah bisa saja dari penderitaan dan pengalaman sebelumnya yang berkesan menjadikan orang bersifat sinis sehingga mengarah kepada skeptis. Jadi secara umum skeptisisme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu seperti itu kebenarannya.

Dalam kehidupan sehari – hari, biasanya dapat diartikan sebagai berikut : Suatu sikap keraguan atau disposisi untuk keraguan baik secara umum atau menuju objek tertentu yang merupakan doktrin yang benar ilmu pengetahuan atau terdapat di wilayah tertentu belum pasti; atau metode ditangguhkan pertimbangan, keraguan sistematis, atau kritik yang karakteristik skeptis (Merriam – Webster).

Dalam ilmu filsafat, bahwa Skeptis – isme adalah merujuk lebih bermakna khusus untuk suatu atau dari beberapa sudut pandang. Termasuk sudut pandang tentang:

  • Sebuah pertanyaan,
  • Metode mendapatkan pengetahuan melalui keraguan sistematis dan terus menerus pengujian,
  • Kesembarangan, relativitas, atau subyektivitas dari nilai-nilai moral,
  • Keterbatasan pengetahuan,

Metode intelektual kehati – hatian dan pertimbangan yang ditangguhkan. (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

Honorer Laporkan Camat Bukit Bestari ke Polisi

Read Next

Pengamanan Imlek, Polres Bintan Kerahkan 98 Personel