Tanjungpinang, IsuKepri.com – Makanan kuliner malam berjenis Nasi Goreng atau biasa disebut Nasgor bagi pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum ini adakah makanan paling diminati untuk berlangganan ketika pengen makan diluar ataupun sedang kelaparan di saat malam hari.
Tentunya nasgor yang diminati untuk langganan adalah nasgor yang harganya terjangkau dan murah bagi “‘kantong”‘ para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum menengah ke bawah. Seperti nasgor yang dijual Pak Sihar atau biasa disebut Pak Dhe oleh kebanyakan pelanggannya.
Pria berusia 39 tahun ini, sebelumnya adalah seorang tukang ojek di Kota Tanjungpinang. Namun, setelah memasuki pertengahan tahun 2010, Pak Dhe merubah profesinya menjadi pedagang nasi goreng, mie tiaw dan mie goreng. Tempatnya berjualan juga tidak jauh dari kediamanannya. Ia berjualan di Jalan Ahmad Yani Pamedan, depan Pos tepatnya samping Swalayan Suryadi.
Kepada IsuKepri.com, Pak Dhe menjelaskan, awal mula ide membuka dagangan dengan menjual jenis makanan tersebut, merupakan ide dari sang Istri tercintanya. Dengan melihat lemahnya penghasilan sebagai tukang ojek, memaksa ia harus terus menafkahi keluarga kecilnya.
“Ide pertama dari orang rumah (red, Istri) untuk menjual nasi goreng, mie tiaw dan mie goreng ini, dan sebelumnya saya juga bertanya kepada teman – teman, akhirnya saya coba – coba untuk berhenti dan beralih profesi jadi pedagang,” ucap ayah yang memiliki dua anak ini, Minggu (8/12).
Selain itu, Pak Dhe mengatakan, dagangan kuliner malam yang dijajakannya dengan modal pertama hampir Rp7 jutaan, dan itu sudah termasuk untuk membuat gerobak jualan, membeli peralatan dan untuk modal bahan – bahan yang akan dijadikan dagangannya.
“Untuk modal pertama saya minjam koperasi, setengahnya hasil tabungan. Ya, pertama modal hampir Rp7 juta, cuman saya tidak ingat pasti, tapi kalau modal bahan – bahannya sekitaran Rp400 ribuanlah,” ujar Pak Dhe Sihar, sambil sekali – kali melayan langganannya yang cukup banyak.
Ia juga menambahkan, pertama berjualan mematok harga Rp 6000 perbungkus ataupun makan langsung ditempatnya berjualan. Tapi sekitar tahun 2013 pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) harga nasgor dan dagangan lainnya naik menjadi Rp7000.
“Ya dulu 6 ribu saya jual perbungkus atau makan disini, semenjak BBM naik saya menaikan harganya seribu menjadi 7 ribu, kalau tidak naik mana bisa imbangi harga bahan pokok di pasar,” ungkapnya.
Pak Dhe mengatakan, dengan harga yang dijualnya sekarang, sudah mendapatkan keuntungan kotor sekitar Rp500 ribu hingga Rp650 perharinya. “Saya mulai jualan dari jam 7 sampai jam 1 pagi, untung kotornya berjualan tiap hari Rp500 ribu. Kalau habis semuanya hampir Rp650 ribu hingga Rp700 ribu satu hari, makanya saya beralih profesi jadi pedagang nasgor ini,” kata dia.
Sementara, pelanggan setia Pak Dhe, Dimas (16) saat sedang menunggu pesanan nasgornya mengatakan, Hampir setiap hari selalu membeli nasi goreng yang dijual Pak Dhe tersebut.
“Habis enak dan murah. Lagipun terjangkau untuk sekelas anak sekolah seperti saya dan mahasiswa,” ucapnya singkat dan sambil melahap nasgor yang sudah siap disajikan oleh Pak Dhe. (RON)