IHK Tanjungpinang Alami Inflasi 0,10 Persen Pada November

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada November 2013, mengalami Inflasi sebesar 0,10 persen.

“Bila dibandingkan IHK Kota Tanjungpinang pada Oktober 2013 ke November 2013, IHK Kota Tanjungpinang mengalami kenaikan atau inflasi, dari 147,49 menjadi 147,64 atau naik sebesar 0,10 persen,” kata Kepala BPS Kepri, Dumangar Hutauruk, Senin (2/12).

Dia mengatakan, Inflasi di Kota Tanjungpinang disebabkan oleh naiknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,48 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,90 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,77 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,15 persen. Sebaliknya, kelompok bahan makanan justru mengalami penurunan indeks sebesar 0,73 persen, kelompok sandang sebesar 0,94 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,07 persen.

Presentase keterangan diatas, kata dia, yaitu perubahan harga pada 85 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya inflasi. “Dimana sebanyak 61 komoditi atau jasa diantaranya mengalami kenaikan harga atau tarif, antara lain, tarip gunting rambut wanita, tarip gunting rambut anak, wortel, donat, cumi – cumi, kentang, tarip gunting rambut pria, kipas angin, kayu lapis, tomat sayur, udang basah, ikan teri, tauge/ kecambah, hand body lotion, biskuit, tarip listrik, magic com, cabe merah, kol putih/ kubis, makanan ringan/ snack, vitamin, dan obat gosok.

Sebaliknya, persentase penurunanan harga dan tarif yaitu terdiri dari 24 komoditi seperti ketimun, kangkung, sawi hijau, ikan tongkol, nangka muda, ikan kakap merah, ikan selar, ikan tenggiri, buncis, cabe rawit, cabe hijau, kelapa, emas perhiasan, ikan kembung/ gembung, kacang tanah, terong panjang, televisi berwarna, gula pasir, minyak rambut, beras, kulkas/ lemari es, mesin cuci, daging ayam ras dan tepung terigu.

Sementara bila dilihat laju inflasi tahun kalender (Januari – November) 2013 di Kota Tanjungpinang, kata dia, tercatat sebesar 9,40 persen, dan jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,86 persen. Sedangkan laju inflasi “‘year on year”‘ (November 2013 dibanding dengan November 2012) di Kota Tanjungpinang sebesar 10,53 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,89 persen.

Kemudian bila dilhat dari 16 kota IHK di Sumatera, kata Dumangar, tercatat sepuluh kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 1,39 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,03 persen.

Sebaliknya, sambung dia, enam kota lainnya mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,88 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,02 persen.

Selanjutnya, dia menerangkan, bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, tercatat 38 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Maumere sebesar 1,54 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Sibolga dan Kota Mataram masing – masing sebesar 0,03 persen.

Sebaliknya, 28 kota lainnya justru mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,29 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,02 persen.

Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke 32 dari 66 kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

2 Guru Hukum Lima Siswa SD Senayang

Read Next

Satlantas Bintan Gelar Operasi Zebra