Batam, IsuKepri.com – Sila-sila dalam Pancasila tidak ada yang bertentangan dengan Islam. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Forum Pemberdayaan Pesantren Kepri, Rizaldy Siregar dihadapan ratusan santri saat Tablig Akbar 1 Muharram 1435 H, di Pesantren An Nikmah, Minggu (24/12/2013).
Rizaldy mengatakan bahwa perumusan Pancasila sebagai dasar negara telah melewati diskusi panjang para tokoh bangsa dan ulama kala itu. Pancasila bersumber pada nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa.
“Tidak ada yang bertentangan sila-sila dalam Pancasila dengan Islam. Dari sila pertama hingga sila kelima. Keberadaan sila pertama menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang beragama, dan mengakui adanya ke-Esaan tuhan. Sebagai bangsa yang berketuhanan maka norma-norma yang berlaku didalam masyarakat haruslah merujuk pada nilai-nilai universal ke-Tuhanan tersebut” ujarnya.
Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradap merupakan sebuah bentuk pengakuan negara tentang hak-hak universal yang melekat didalam diri manusia. Hal ini pun jelas telah tertuang dalam beberapa ayat-ayat dalam firman Alloh SWT. Begitupula sila-sila lainnya didalam Pancasila.
Namun Rizaldy juga tidak menampik, masih ditemukannya beberapa hal yang menjadikan perjalanan bangsa Indonesia tidak selaras. Namun hal itu bukan karena tidak relevannya Pancasila sebagai ideologi bangsa.
“Perdebatan Pancasila sebagai sebuah ideologi seharusnya telah selesai, namun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memang masih ditemui warga masyarakat yang masih menafsirkan lain tentang ideologi bangsa Indonesia. Adanya beberapa kelompok yang ingin merubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain cukup disayangkan, karena boleh jadi hal ini akan menimbulkan perpecahan dalam bangsa Indonesia,” ujarnya.
Rizaldy menegaskan bahwa yang salah bukanlah Pancasila namun oknum yang menafsirkan lain tentang nilai-nilai didalam Pancasila itu sendiri.
“Kalau di dalam Al-Qur”‘an ada surat Al Fatihah, maka bangsa Indonesia memiliki kalimat pemersatu yaitu Pancasila,” tegasnya.
Saat ini, yang perlu dilakukan oleh setiap warga Indonesia terutama yang beagama muslim adalah mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari. Indonesia tidak memaksakan atau melarang warganya untuk menjalankan aktifitas dakwah.
“Harmonisasi kehidupan yang aman dan damai, serta jauh dari intimidasi merupakan keinginan semua warga negara. Apabila hal ini terwujud, maka Indonesia sebagai sebuah miniatur kecil dari konsep piagam Madinah akan dapat kita rasakan,” ujarnya. (Slk)