Ikan Hias Bantu Biaya Anak Sekolah

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Beratnya beban ekonomi yang dipikul sang ayah, membuat Rifa’i terpaksa menamatkan pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD). Ketika itu, Rifa’i masih kanak – kanak, sehingga hasrat keinginan bersekolahnya masih tinggi. Akan tetapi, ketika itu, ia sebagai seorang anak yang ingin berbhakti kepada orang tuanya dan ia terpaksa harus mengalah pada keadaan ekonomi keluarganya.

Tanpa kesal, Rifa’i terpaksa menggantungkan sepatu dan bekerja membantu sang ayah kala itu.

Hari demi hari, Rifa’i terus berusaha membantu perekonomian ayah dan keluarganya. Hingga beranjak dewasa bahkan hingga ke pernikahannya dengan Astuti, membuat Rifa’i terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya. Karena, pekerjaan sebagai penjaja ikan ketika itu terasa tidaklah mencukupi untuk menafkahi istri.

14 tahun meninggalkan Medan ke Tanjungpinang, bukanlah suatu yang mudah bagi keluarga baru Rifa’i ketika itu. Padahal, dalam rencana sebelum bertolak dari kampung halamannya, ia berharap Tanjungpinang yang didengarnya sebagai kota tujuan perubahan nasib, bisa meningkatkan perekonomian keluarganya. Ternyata, apa yang ia impikan, tidaklah seperti pada kenyatannya.

Terlebih, bekal pengalaman pendidikan tingkat sekolah dasar, membuatnya harus menjadi buruh kasar bangunan demi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Sementara pindah – pindah kontrak bukanlah lagi hal yang aneh bagi Rifa’i dan istri.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Bintan, kami kontrak di Tanjung Uban, tapi karena pemilik rumahnya ingin menjual rumah tersebut kepada orang lain, kami diusir dan kini kontrak di jalan arah Dompak, kata Rifa’i.

Dari pengalaman itulah ia mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi setiap anak. Sampai memiliki 4 orang anak sekarang ini, Rifa’i bertekat tetap ingin anaknya bersekolah.

Usai diusir dari kontrakannya di Tanjung Uban, Pria kelahiran Medan 1976 tersebut bersama keluarganya pindah kontrakan ke sekitar jalan menuju  Dompak. Sambil tetap menjadi buruh bangunan ia dan istri mulai berjualan ikan hias di pinggir jalan Km 10.

Bisa dikatakan ketika itu sekitar 5 tahun silam, kamilah yang pertama berjualan ikan hias di kaki lima, ucapnya.

Sampai suatu saat, usaha tersebut harus gulung tikar dikarenakan kehabisan modal.

Namun, tanpa menyerah, dalam rentang waktu vakum selama setahun tersebut, Rfa’i dan Astuti (35) berhasil mengumpulkan modal kembali untuk membuka usaha berjualan ikan hias. Sampai sekarang ini, ia dan istri memulai lagi usaha tersebut dengan modal pribadi yang hanya Rp500 ribu sebagai modal awal usahanya.

Dari modal tersebut, kami hanya mampu menjual 2 ekor ikan Melpis dan kami jual senilai Rp15.000, seekor Gurami kami jual seharga Rp8.000, Koi Rp15.000 per ekor, Moli 3 ekor Rp8.000 dan ikan sabung kami jual dari harga Rp10.000 sampai Rp15.000 per ekor dan tergantung besar ikannya, papar Rifa’i.

Menurutnya, ikan – ikan tersebut ia peroleh dari temannya yang memiliki budidaya ikan hias di Tanjung Kapur dan ada juga yang ia beli di toko ikan yang jumlah ikan tersebut ia sesuikan dengan modal.

Alhamdulillah, dari awal berjualan ikan di Km 10 dan di tempat baru sekarang ini pendapatan dari jualan ikan inilah membuat anak ke dua kami kini bisa terus menjalani pendidikan di kelas 10 SMA 3 Tanjungpinang, lalu anak ke tiga di SD Muhamadiyah, sementara yang bungsu masih belum bersekolah, paparnya.

Pasangan muslim ini yakin, Allah akan membantu untuk bisa menyekolahkan anak mereka, yang penting sambung Rifai’i, tetap berusaha. Buktinya, meski tidak banyak terjual, namun dalam sehari paling tidak jualnya bisa laku.

Kita memang berharap bisa memiliki lahan untuk kita kelola sebagai tempat budidaya ikan hias, hanya saja bagaimana mau memiliki lahan, sementara rumah saja kami tidak punya, ujarnya.

Rifa’i berharap bisa mendapat bantuan dari pemerintah untuk bisa mengembangkan dan mendukung usaha tersebut. Namun, meskipun tidak pernah ada bantuan itu, Rifa’i dan istri hanya bisa bersyukur karena diberi kesehatan untuk terus mencari uang agar anak tetap bersekolah.

Semua ini kita lakukan agar anak – anak bisa terus bersekolah, tidak perlu menjadi sarjana yang penting mereka bisa tamat SMA, jangan lah seperti ayah dan ibu mereka ini yang hanya tamat sekolah dasar, imbuhnya. (SAUD MC)

Alpian Tanjung

Read Previous

Mahasiswa Penerima Bantuan Salah Gunakan Bea Siswa

Read Next

Selamatkan Pemuda, Sukseskan Musda KNPI Kota Tanjungpinang