IHK Tanjungpinang Deflasi 0,29 Persen Pada Oktober 2013

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan Indek Harga Konsumen (IHK) selama Oktober 2013 di Kota Tanjungpinang, turun atau Deplasi 0,29 persen.

“Bila dibandingkan pada bulan sebelumnya September 2013, IHK Kota Tanjungpinang sebesar 147,92, menjadi 147,49 pada bulan ini atau terjadi penurunan deflasi sebesar 0,29 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Kepri, Dumangar Hutauruk, Jumat (1/11).

Dia mengatakan, terjadinya perubahan harga pada 73 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya deflasi di Kota Tanjungpinang pada Oktober 2013.

“Dimana sebanyak 53 komoditi atau jasa diantaranya mengalami kenaikan harga atau tarif, antara lain cabe merah, udang basah, beras, daging sapi, tahu mentah, tempe, wortel, cat tembok, daging ayam ras, cabe hijau, bensin, kayu lapis, rokok kretek filter, buku tulis bergaris, ketimun, sepatu, tauge atau kecambah, SLTP, mobil, cabe rawit, dan buncis,” kata Dumangar.

Sebaliknya, dia menambahkan, 20 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga atau tarif, yaitu tepung terigu, pembersih lantai, shampo, ikan kakap merah, kacang tanah, ikan tenggiri, obat dengan resep, tomat buah, semangka, cumi-cumi, kacang panjang, anggur, emas perhiasan, bayam, sawi hijau, ikan kembung atau gembung, bawang merah, ikan selar, ikan tongkol dan kangkung.

Sementara melihat dari laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2013 di Kota Tanjungpinang, kata dia, tercatat sebesar 9,29 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,46 persen. Sedangkan laju inflasi “‘year on year”‘ (Oktober 2013 dibanding dengan Oktober 2012) di Kota Tanjungpinang sebesar 10,84 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,17 persen.

Sedangkan dari 16 kota IHK di Sumatera, dia mengatakan, tercatat lima belas kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,14 persen.

“Sebaliknya, satu kota lainnya mengalami deflasi yang terjadi di Kota Tanjungpinang, dengan deflasi sebesar 0,29 persen,” ujar Dumangar.

Selanjutnya bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, tercatat 39 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 0,04 persen. Sebaliknya, 27 kota lainnya justru mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 3,82 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Watampone sebesar 0,02 persen.

“Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke 11 dari 66 kota IHK di Indonesia yang mengalami deflasi,” katanya.

Apabila melihat dari perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang Oktober 2013, kata dia, tercatat dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,10 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,58 persen.

“Sebaliknya, lima kelompok lainnya justru mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga indeks sebesar 0,48 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen,” kata Dumangar. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

Satpol PP Gelar Razia Pekat di Daerah Rawan

Read Next

Liga Premiere Inggris 2013/2014 : Newcastle United vs Chelsea 2-0