IHK Batam Inflasi 0,27 Persen

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam pada Oktober 2013, Inflasi 0,27 persen.

“Bila dibangding pada September 2013, IHK pada Oktober 2013 mengalami kenaikan dari 135,67 pada September 2013 menjadi 136,04 pada Oktober ini atau terjadi inflasi sebesar 0,27 persen,” kata Kepala BPS Kepri, Dumangar Hutauruk, Kemarin saat jumpa Pers.

Dia mengatakan, kenaikan itu terjadinya terhadap perubahan harga pada 84 komoditi kebutuhan masyarakat yang menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Batam pada Oktober 2013.

“Dimana sebanyak 67 komoditi/ jasa diantaranya mengalami kenaikan harga atau tarif, antara lain, cabe merah, tukang bukan mandor, tarif taksi, mobil, ketimun, daging sapi, roti tawar, kacang panjang, mie kering instant, cabe hijau, martabak, ayam goreng, susu kental manis, beras, teh manis, sotong, kulkas atau lemari es, rokok kretek, bioskop dan panci,” katanya.

Sebaliknya, 17 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga atau tarif, yaitu kayu lapis, semangka, udang basah, sabun detergen bubuk, hati sapi, kol putih atau kubis, kembang kol, cabe rawit, tomat buah, kentang, sawi hijau, daging ayam ras, kakap merah, bayam, bawang merah angkutan udara dan emas perhiasan.

Kemudian, bila dilihat laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2013, katanya, di Kota Batam tercatat sebesar 6,43 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1,60 persen. Sedangkan laju inflasi “‘year on year”‘ (Oktober 2013 dibanding dengan Oktober 2012) di Kota Batam sebesar 6,87 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 1,78 persen.

Sementara dari 16 kota IHK di Sumatera, sambung dia, tercatat lima belas kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,14 persen. Sebaliknya, satu kota lainnya mengalami deflasi yang terjadi di Kota Tanjungpinang, dengan deflasi sebesar 0,29 persen.

Selanjutnya bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, kata dia lagi, tercatat 39 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 0,04 persen.

“Sebaliknya, 27 kota lainnya justru mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 3,82 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Watampone sebesar 0,02 persen. Sedangkan Kota Batam menempati peringkat ke 24 dari 66 kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi,” ujar Dumangar.

Sedangkan bila dilihat perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran, dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam Oktober 2013, katanya, tercatat enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,58 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami penurunan indeks sebesar 0,40 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,36 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga indeks sebesar 0,10 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.

“Sebaliknya kelompok sandang mengalami penurunan indeks sebesar 0,84 persen. Sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan indeks harga dibanding bulan sebelumnya,” kata Dumangar. (AFRIZAL)

Alpian Tanjung

Read Previous

Kapolres Tanjungpinang Siapkan Asuransi Terhadap Para Pembalap

Read Next

Satpol PP Gelar Razia Pekat di Daerah Rawan