Tanjungpinang, IsuKepri.com – Rencanaan pemberian gelar Sri Perdana Mahkota Negara kepada Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yhudoyono (SBY) pada pelaksanaan Perhelatan Tamadun pada 27 September 2013 mendatang, ditolak dan akan di demo oleh tujuh organisasi.
Sekitar 7 organisasi yang tergabung dalam Deklarasi Hang Jebat se-Kepri akan turunkan massa sebanyak 140 orang untuk mengagalkan acara pemberian gelar tersebut pada Tamadun Melayu tersebut, tutur Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Zainal Abidin, Kamis (12/9) kepada IsuKepri.com.
Zainal mengatakan, jika penyerahan gelar itu juga masih dilakukan dan diberikan kepada Preside SBY, maka deklarasi Hang Jebat se-Kepri, akan menambahkan massa selama acara Tamadun berlangsung.
Menurut dia, hingga saat ini, Presiden SBY dinilai gagal untuk menasionalisasikan berapa daerah di Kepri, seperti Anambas. Pasalnya, pengolahan minyak di Anambas di olah oleh pihak asing. Sedangkan, di Lagoi masih menggunakan Dollar untuk transaksi.
Akan hal itu, Presiden SBY belum pantas mendapatkan gelar Sri Perdana Mahkota Negara. Sedangkan, anggaran dalam pelaksanaan Tamadun itu sendiri, mencapai hingga Rp5 miliar. Sehingga, menghamburkan uang negara hanya untuk acara Tamadun Melayu tersebut,” ujar Zainal.
Mestinya, kata dia, uang sebanyak itu layak diperuntukan mengurus peninggalan budaya melayu yang ada di seluruh Provinsi Kepri, dan kesejahteraan masyarakat Kepri, bukan dihamburkan pemerintah hanya untuk acara tersebut.
“Masih banyak cagar budaya di Kepri ini yang belum terurus, dan masih banyak masyarakat kita yang miskin,” katanya.
Untuk itu, PMII dan tujuh organisasi yang tergabung dalam Deklarasi Hang Jebat se-Kepri, akan tetap bersikeras guna penghentian pemberian gelar di Tamadun Melayu yang akan digelar 27 September mendatang. (CR11)