Gubernur: Pelaku UKM/ Koperasi Harus Ditingkatkan

Batam.Isukepri.com – Gubernur Kepulauan Riau, H. Muhammad Sani menyampaikan, para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau harus ditingkatkan dan bangkit, agar mampu bersaing pada Asean Economic Comunity 2015 nanti.

Hal itu juga, disampaikan Gubernur Kepri dalam dialog langsung bersama pelaku UKM/ Koperasi, pada Kamis (5/9) di Hotel Harris, Batam.

Gubernur Sani mengajak para pelaku ukm untuk bangkit dan jangan takut menghadapi Asean Economic Comunity 2015 nanti dan memakai rupiah dalam bertransaksi.

Produk Indonesia sangat bagus, cuma kurang dipublikasikan ke negara – negara lain. Untuk itu, mari ciptakan para Entervreneur dalam jumlah yang banyak, agar kita menjadi pemain didalam Asean Economic Comunity 2015 nanti, ujarnya.

Sementara, pada acara yang bertemakan Kesiapan pelaku ukm/ koperasi di kepulauan riau menghadapi asean economic comunity 2015 tersebut menjadi perhatian para peserta.

Sebab, kesiapan pelaku UKM/ Koperasi dalam menghadapi Asean Economic Comunity 2015 masih belum maksimal, serta kenaikan upah buruh tinggi, kemerosotan nilai rupiah juga menjadi tolak ukur yang mesti dipertimbangkan.

Asean Economic Comunity 2015 itu sebagai Peluang atau Jurang, ujar ketua pelaksana.

Pada kesempatan ini, kata dia, diharapkan para pelaku UKM/ Koperasi bisa menjadi pemain bukan penonton dalam Asean Economic Comunity 2015 nanti, katanya.

Ia mengatakan, dengan merosotnya nilai rupiah, untuk itu uang Dollar dan Ringgit patut di waspadai, pasalnya di Kota Batam untuk sewa sebuh Ruko harus menggunakan uang dollar.

Ironisnya banyak pengusaha asing yang berada di Kepri ini dengan persiapannya yang sangat baik serta didukung dengan teknologi yang berkembang saat ini, ucapnya.

Dengan kondisi seperti ini, harap dia, pelaku UKM/ Koperasi harus kreatif dalam mengembangkan usahanya dan usahakan jangan terlalu manja.

Selain itu, perwakilan Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Batam, Ninik mengatakan, dengan terjalinnya sebuah terobosan kerjasama dalam membuat pelatihan – pelatihan antara pemerintah, pengusaha, UKM/ Koperasi, setidaknya dapat menghasilkan output yang sangat baik bagi berbagai pihak yang terkait.

Ada beberapa yang masih mengkhawatirkan lagi, yakni persiapan yang matang menjadi faktor yang harus di perhitungkan. Mulai dari merambahnya produk asing di Batam serta mahalnya bahan baku yang berakibat kepada ketidaksiapan pemerintah dan UKM/ Koperasi serta elemen – elemen terkait dalam menyambut Asean Economic Comunity 2015 mendatang, tutur Ninik.

Sementara, perwakilan UMKC Universitas Indonesia, Dewi memberikan beberapa pengarahan tentang pendampingan yang baik serta teknologi yang canggih dapat mendukung kelancaran bagi pelaku UKM/ Koperasi.

Usaha mikro jangan di samakan dengan UKM, ujar Dewi.

Masih kata Dewi, etitude dalam pelayanan serta prosedur perizinan yang kurang baik menjadi kendala bagi pihak UKM/ Koperasi dalam pengurusan berbagai macam kelengkapan usahanya.

Kekhawatiran atas mahasiswa asing yang banyak kuliah di Indonesia, bisa menjadi sebagai perantara pihak asing untuk kedepannya, katanya.

Pada kesempatan itu juga, Asisten Direktur Deputi Kepala Perwakilan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Minot Purwahono menyampaikan, Bank Indonesia juga ikut andil dalam hal ini. Sebab, Bank Indonesia telah menganggarkan sebesar 20 persen untuk UMKM.

Bahkan di Batam sudah 38 persen kredit untuk UMKM, ucap Minot.

Masih kata Minot, kedepannya diharapkan ada program dengan menggaet beberapa instansi untuk memberikan kredit kepada masyarakat serta nelayan. (CR01)

Alpian Tanjung

Read Previous

Toilet Umum Tugu Pensil Dijadikan Tempat Mesum

Read Next

JIM Kepri, Masyarakat Jangan Salah Pilih Caleg