Tanjungpinang, IsuKepri.com – Kenaikan harga pada kelompok bahan makanan menempati urutan tertinggi yaitu sekitar 7,00 persen, yang mempengaruhi Inflasi Provinsi Kepri pada Triwulan II Mei 2013.
Hal ini disampaikan dalam paparan narasumber Deputi Ekonomi Moneter BI Batam Minot Purwahono dan Kepala BPS Kepri Drs Dumangar Hutauruk, dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi (TPID) Kepulauan Riau, di Hotel Pelangi, Senin (1/7) kemarin.
“Kenaikan harga pada kelompok bahan makanan menempati urutan tertinggi yaitu 7,00 persen (yoy) pada Triwulan II 2013. Setelah itu diikuti dengan kelompok makanan jadi sebesar 5,04 persen (yoy), perumahan 2,60 persen(yoy), sandang 0,63 persen (yoy), kesehatan 2,82 persen (yoy), pendidikan 2,75 persen (yoy) dan transport 1.19 persen (yoy),” kata Deputi Ekonomi Moneter BI Batam, Minot Purwahono dan Kepala BPS Kepri Drs Dumangar Hutauruk.
Semantara kenaikan harga pada kelompok bahan makanan tersebut, katanya paling banyak di sumbang dari sub kelompok bumbu bumbuan atau komoditas hortikultura, seperti bawang dan cabe. Sedangkan, menurut daerah yang ikut andil mempengaruhi Inflasi di Kepri, yaitu Kota Batam sebesar 2,41 persen dan Inflasi Kota Tanjungpinang sebesar 2,82 persen.
“Tapi, laju inflasi Kepri masih berada dibawah nasional sebesar 5,47 persen,” kata Minot.
Rapat Tim Pengendalian Inflasi (TPID) Kepri dalam pertemuan tersebut, juga dihadiri Kepala Biro Adminitrasi Perekonomian Ir Chris Setyarso Triwinasis,Msi. (AFRIZAL)