Angkatan kerja Februari 2013, Naik 57.870 orang

Tanjungpinang, Isukepri.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri menyatakan, jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 di Provinsi Kepri, naik 57.870 orang.

“Selama Februari 2013 jumlah angkatan kerja mencapai 949.087 orang atau naik sekitar 57.870 orang bila dibandingkan angkatan kerja Februari 2012, yaitu sebesar 891.217 orang,” kata Dumangar Hutauruk kepada wartawan Senin (6/5).

Selain jumlah angakatan kerja, kata Dumangar, untuk penduduk yang bekerja pada Februari 2013 bertambah sebanyak 49.487 orang, bila dibandingkan dengan Februari 2012.

Kemudian seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga mengalami kenaikan, dibandingkan dengan keadaan Februari 2012, yaitu sebesar 1,20 point.

“Peningkatan TPAK ini terjadi karena laju pertumbuhan angkatan kerja (penduduk bekerja dan pengangguran) lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduk bukan angkatan kerja, seperti mereka yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga,” ujar Dumangar.

Sementara untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepri pada Februari 2013, katanya, mencapai 6,39 persen, mengalami kenaikan dibanding Februari 2012 sebesar 5,87 persen.

Meningkatnya TPT, kata Dumangar, diduga sebagai dampak ditetapkannya UMP Provinsi Kepri tahun 2013 dari Rp1.015.000,00 menjadi Rp1.365.087,00, naik sekitar 34,49 persen.

Alasannya dan menurut para pengusaha hal ini sangat memberatkan para pengusaha, terutama para pengusaha di Kota Batam, dimana UMK kota Batam tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari Rp1.402.000. menjadi Rp.2.040.000.

“Keadaan ini mengakibatkan tidak sedikit pengusaha khususnya di Kota Batam yang lebih selektif dalam penerimaan tenaga kerja, sehingga tidak semua tenaga kerja yang ditawarkan dipasar tenaga kerja dapat terserap dalam dunia kerja, hal ini lah yang berdampak pada peningkatan TPT di Provinsi Kepri pada Februari 2013,” katanya.

Selain itu untuk penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama pada Februari 2013, dia mengatakan, mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan Februari 2012.

“Sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan yang menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepri dan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini pada Februari 2013 yaitu sekitar 25,55 persen,” ujarnya.

Kemudian, sambung dia, diikuti oleh sektor perdagangan yaitu sebanyak 22,08 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2012, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor jasa sebanyak 44.969 orang (24,71 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 20.386 (47,37 persen), serta Sektor Keuangan sebanyak 13.169 orang (55,87 persen).

Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Perdagangan dan Sektor pertanian, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 20,91 persen dan 7,30 persen. Penurunan pekerja di sektor pertanian, hal ini kemungkinan, menurutnya, sebagai akibat dari musim angin utara yang terjadi antara September – April, musim ini terkenal dengan cuaca ekstrim berupa angin kencang dan gelombang tinggi termasuk yang terjadi di wilayah perairan Kepri, sehingga tidak sedikit para petani dan nelayan, mencari pekerjaan disektor lain sehingga tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan.

Kemudian penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama, dia menjelaskan secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Adapun penduduk bekerja pada kegiatan formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/ karyawan, sisanya termasuk mereka yang bekerja pada kegiatan informal.

Sementara struktur ketenagakerjaan di Provinsi Kepri, katanya, masih didominasi oleh pekerja di sektor formal. Pada Februari 2013, sebanyak 607.470 orang (68,38 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 280.951 orang (31,62 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Dalam setahun terakhir (Februari 2012―Februari 2013), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap bertambah 4.570 orang dan penduduk bekerja berstatus buruh/karyawan bertambah sebanyak 51.523 orang.

“Peningkatan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sekitar 56.093 orang dan persentase pekerja formal naik dari 65,72 persen pada Februari 2012 menjadi 68,38 persen pada Februari 2013,” katanya.

Sementara komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2012―Februari 2013), pekerja informal berkurang sebanyak 6.606 orang dan persentase pekerja informal berkurang dari 34,28 persen pada Februari 2012 menjadi 31,62 persen pada Februari 2013.

Kemudian, kata dia, penurunan ini paling banyak berasal dari pekerja bebas di pertanian. hal ini sangat wajar, karena dari September-April merupakan musim angin utara, dimana cuaca ekstrim sering terjadi, hal ini yang menyebabkan para pekerja bebas di sektor pertanian pindah bekerja ke sektor yang lain. (Rizal)

Alpian Tanjung

Read Previous

Perumahan Teratai Residence Beri Diskon spektakuler

Read Next

Distamben Tidak Mampu Tertibkan Penambang Ilegal