IHK Tanjungpinang Mengalami Deplasi 0,87 persen

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Dumagar Hutauruk meyatakan untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada Bulan Maret 2013, penurunan atau deplasi 0,87 persen.

“IHK Kota Tanjungpinang pada Maret 2013 mengalami penurunan, dari 138,63 pada bulan Februari 2013 menjadi 137,43 atau terjadi deflasi sebesar 0,87 persen,” kata Dumagar Hutauruk kepada wartawan kemarin.

Dumagar mengatakan, pemicu terjadinya deflasi di Kota Tanjungpinang pada bulan Maret 2013, yaitu pada perubahan harga pada 68 komoditi kebutuhan masyarakat.

“Dimana sebanyak 26 komoditi atau jasa diantaranya mengalami penurunan harga atau tarif, antara lain, ikan selar, kangkung, sotong, bayam, kacang panjang, cabe merah, sawi hijau, ikan kembung atau gembung, daging ayam ras, ikan kakap merah, wortel, emas perhiasan, ikan tenggiri, tomat sayur, gula pasir, cumi-cumi, buncis, dan rempela hati ayam,” katanya.

Namun sebaliknya, sambung dia, 42 komoditi lainnya justru mengalami kenaikan harga atau tarif, antara lain, ayam goreng, ikan teri, bawang merah, rokok kretek filter, rokok kretek, cabe hijau, telur ayam ras, bedak, minyak goreng, bensin, makanan ringan atau snack, asbes, jeruk, beras, susu cair kemasan, cabe rawit, vitamin, susu untuk tulang atau manula, dan sepeda motor.

Kemudian melihat laju inflasi tahun kalender (Januari – Maret) 2013 di Kota Tanjungpinang, kata dia, tercatat sebesar 1,84 persen, jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,71 persen. Sedangkan laju inflasi “‘year on year”‘ (Maret 2013 dibanding dengan Maret 2012) di Kota Tanjungpinang sebesar 5,08 persen, juga lebih tinggi dibandingkan laju inflasi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,73 persen.

Sementara, bila dilihat dari 16 kota IHK di Sumatera, katanya, tercatat sepuluh kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,70 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,04 persen.

“Sebaliknya, enam kota lainnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi di Kota Tanjungpinang sebesar 0,87 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,01 persen,” ujarnya.

Selanjutnya, bila dilihat dari 66 kota IHK di Indonesia, tercatat 58 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,73 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,04 persen.

Sebaliknya 8 kota IHK lainnya yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi, kata dia, terjadi di Kota Jayapura sebesar 2,63 persen dan deflasi terendah di Kota Dumai sebesar 0,01 persen. Sedangkan Kota Tanjungpinang menempati peringkat ke dua dari delapan kota IHK di Indonesia yang mengalami deflasi.

Sementara, perkembangan IHK menurut kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang Bulan Maret 2013, katanya, tercatat 2 (dua) kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 3,24 persen dan kelompok sandang sebesar 0,21 persen.

Sebaliknya, kata dia, lima kelompok lainnya justru mengalami kenaikan indeks harga, yaitu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,51 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,09 persen. (Rizal).

Alpian Tanjung

Read Previous

Nabrak Median Jalan, Ibu dan Anak Luka-luka

Read Next

Lambat Urus Akte Lahir Didenda Rp30 Ribu