Puting Beliung Porak Porandakan Batam

Batam, IsuKepri.com – Sejumlah rumah yang rusak dan pohon yang bertumbangan karena di terpa angin puting beliung di Kota Batam, selasa (8/1) sekitar pukul 14.25 WIB dini hari.

Dikawasan Tanjungsengkuang, dua kios yang menjajakan barang seken atapnya diterbangkan angin tersebut.

” Separuh atapnya terbang semua entah kemana dibawa angin tersebut, kasur-kasur dan bantal barang jualan saya juga entah kemana, ” ujar Haji Lilik, pemilik kios barang seken.

Disepanjang jalan Batuampar hingga Jodoh terlihat beberapa pohon perdu ditepi jalan bertumbangan hingga menimbulkan kemacetan. Polisi lalu lintas terlihat sibuk mengatur arus kendaraan di daerah tersebut.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Batam bahwa angin puting beliung yang menerjang sejumlah kawasan di Kota Batam berkecepatan mencapai 35 kilometer per jam.

” Puting Beliung yang menerjang Batam dini hari berkecepatan hingga 35 kilometer per jam, ” ujar Phillip Mustamu

Phillip Mustamu, kepala BMKG Batam mengatakan bahwa keadaan saat ini sudah normal kembali. Namun beliau tetap menghimbau agar warga mewaspadai perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba.

Dia mempredisi bahwa pada Bulan Januari hingga Maret mendatang wilayah Kepri akan diselimuti angin utara.

” Angin yang terjadi saat ini merupakan siklus tahunan. Arah angin saat ini dari utara sampai timur laut dengan keceptan maksimal 30 kilometer per jam dan rata-rata 10 kilometer per jam. Namun tidak akan terjadi setiap hari, ” terang Phillip.

Hingga saat ini, warga yang terkena dampak dari angin putng beliung masih membersihakan sekitaran rumah mereka seiring dengan redanya hujan.

Pihaknya juga menghimbau kepada Nelayan dan pengguna jasa laut untuk berhati-hati.

Saat ini gelombang untk sejumlah daerah di Kepri cukup tinngi, seperti di daerah Natuna dan Anambas ketinggian gelombang mencapai 1,2 sampai dengan 2 meter.

” Untuk daerah Bintan dan Batam yang merupakan daerah teluk tinggi gelombang maksimal mencapai 3,4 sampai dengan 1 meter. Sedangkan untuk daerah Natuna dan Anambas ketinggian gelombang mencapai 2 meter. ” ujar Phillip

Dimusim angin utara sejumlah nelayan yang berada di daerah berakit dan sekitarnya diwilayah Bintan, saat ini memilih tidak pergi melaut dikerenakan gelombang diperairan tersebut cukup tinggi.

Sejumlah nelayan lebih memiih untuk memperbaiki jaring dan alat tangkap mereka, bahkan ada yang beralih profesi menjadi buruh lepas sambil menunggu ketinggian gelombang kembali normal. (net/Edi)

suprapto

Read Previous

Si Jago Merah Melalap Hutan Karimun

Read Next

10 Parpol Bakal Lulus Verifikasi Faktual