Mengenang Figur Manan Sasmita

Di tulis oleh : Surya Makmur Nasution (SMN)

Pada suatu kesempatan di tahun 2005, saya bertemu dengan Manan Sasmita di kantornya Jl Engku Putri, yang ketika itu sebagai Pejabat Pelaksana Tugas Walikota Batam. Saya sengaja menemuinya untuk menanyakan sikapnya, apakah akan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Batam sebagai calon walikota atau tidak.

Ketika itu, pemberitaan media begitu ramai memperbincangkan calon Walikota Batam. Nama Manan Sasmita saat itu banyak disebut-sebut media sebagai calon kuat menuju Batam 1. Apalagi saat itu, dipastikan Nyat Kadir, tidak lagi mencalonkan diri karena beliau baru saja mengikuti Pilkada Gubernur Kepri 30 Juni 2005.

“Kalau Abang ini, sudah jadi Plt Walikota saja pun sudah cukup lah adinda. Kan berarti sudah pernah jadi walikota,” kata Manan memberi jawaban ke saya.

“Sikap Abang mengalir sajalah. Jabatan itu kan tak perlu sangat dicari-cari. Apa yang ada sekarang ini, kita syukuri saja. Kalau setelah ini tak menjabat pun tak masalah. Jadi widyaswara (pejabat menunggu habis masa jabatan) pun jadilah,” jawabnya lebih lanjut sambil mengumbar senyum dan tawanya yang lepas.

Jawaban Bang Manan (panggilan akrab Manan Sasmita) di luar dugaan saya. Apalagi, ketika itu, Bang Manan punya peluang besar untuk menjadi walikota Batam bila maju dalam Pilkada. Masa jabatannya sebagai pejabat pelaksana tugas selama setahun dianggap sukses menjalankan pemerintahan kota Batam.

Bang Manan dianggap sukses menjalankan pemerintahan kota Batam, karena sukses dan mampu mengharmoniskan kembali hubungan Pemkot Batam dengan Badan Otorita Batam (kini Badan Pengusahaan Batam). Semasa kepeimimpinan Bang Manan ketegangan antara Pemkot Batam dengan Otorita Batam, menjadi cair dan mereda. Logika politik ketika itu, dapat diasumsikan apabila hendak menjadi walikota Batam, harus mampu memadukan dua kekuatan, yaitu suara di lingkungan Pemerintahan Kota (Pemkot) Batam di satu sisi, dan Otorita Batam di lain sisi.

Sebab, masyarakat pun mengetahui, bahwa sebelumnya, antara Pemkot Batam dengan Otorita Batam sempat terjadi ketegangan dan disharmoni. Permasalahannya adalah konflik kepentingan soal urusan kewenangan dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan.

Saking hebatnya ketegangan antara Pemkot Batam dan Otorita Batam waktu itu, salah seorang pejabat tinggi Pemkot Batam, sempat mengeluarkan pernyataan di media surat kabar, agar keberadaan Otorita Batam direformasi dan dibubarkan karena tidak sesuai dengan semangat otonomi.

***

Bang Manan yang saya kenal, bukanlah tipe pejabat yang ambisius mengejar jabatan. . Saat namanya disebut-sebut sebagai salah satu calon Sekretaris Kota Batam bersama Mambang Mit (Wakil Gubernur Riau sekarang), sikap Bang Manan biasa-biasa saja. Tak terlihat dari dirinya untuk berupaya melakukan manuver atau lobi sebagaimana lazim dilakukan pejabat umumnya, meski dirinya tidak terpilih sebagai sekretaris kota.

Bahkan, ketika namanya disebut-sebut media sebagai calon Sekretaris Daerah Pemrpov Kepri pun, waktu itu Gubernurnya Ismeth Abdullah, Bang Manan tidak begitu terlihat gusar atau “ngoyo” karena akhirnya tidak dipilih. Padahal, saat itu, Bang Manan baru saja menjalankan tugasnya sebagai Plt Walikota Batam dan menyukseskan Pilkada Kepri saat itu. Opini publik saat itu memprediksi Manan Sasmita-lah yang akan menduduki jabatan Sekda Provinsi Kepri.

“Jabatan itu amanah. Kalau tidak diberi, mungkin Allah tidak rido. Sebagai pejabat, Abang harus siap ditempatkan dimana saja. Adinda pun demikian. Abang sarankan jangan ambisius mengejar jabatan. Kita ambil hikmahnya saja di balik setiap peristiwa. Itulah kunci kesuksesan,” ujar Bang Manan di lain kesempatan kepada saya ketika namanya disebut sebagai orang yang berpeluang sebagai Sekda Provinsi Kepri.

Akhirnya, Manan yang ketika itu masih energik dan tenaga pemikirannya masih dibutuhkan, rela ditempatkan sebagai Direktur Humas dan Pemasaran Otorita Batam dan kemudian ditunjuk sebagai Plt Deputi Otorita Batam menggantikan posisi Benjamin Balukh, lalu kemudian ditetapkan sebagai Wakil Ketua Badan Pengusahaan Batam mendapingi Mustafa Widjaja sebagai Ketua BP Batam..

Bang Manan yang saya kenal sejak menjadi jurnalis di harian Kompas, orangnya tegas, ramah, dan mudah bergaul. Sebagai pejabat, orangnya sederhana dan rendah hati, humble. Itu ditunjukkan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), dalam pergaulannya sehari-hari.

Kepada saya, dalam setiap pertemuan di berbagai kesempatan, Bang Manan, tak pernah lupa menanyakan, kabar dan tak segan-segan menanyakan informasi perkembangan dan dinamika sosial politik yang berkembang di Batam dan Kepri. Padahal. sebagai orang yang mendalami ilmu komunikasi, pastilah Bang Manan mengikuti perkembangan di masyarakat.

Manan Sasmita dikenal luas oleh warga Batam dan Kepri, sesungguhnya karena ketrampilannya dalam berkomunikasi membuat semua orang merasa akrab bila bertemu dengannya. Untuk membalas pesan singkat (SMS) saja pun, Bang Manan, akan membalasnya dengan jawaban panjang dan lengkap bila ditanya. Jarang sekali beliau menjawab SMS dengan jawaban singkat.

Sebelum mengakhiri masa jabatannya, Humas Pemkot Batam, ketika itu Guntur Sakti, pernah meminta tulisan kepada saya untuk memberi kesan dan pesan sebagai orang pers dan aktvis di Batam atas kepemimpinan beliau sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Batam. Permohonan itu saya penuhi karena Bang Manan di mata saya adalah sosok pemimpin yang patut dan pantas diberikan apresiasi atas apa yang telah diperbuatnya.

Begitulah Bang Manan yang saya kenal. Kini, beliau telah mengembuskan nafasnya yang terkahir pada Jumat, 18 Januari 2013, selepas subuh, untuk menemui robb-nya, kembali kepada al-Khaliq, Sang Maha Pencipta, di tempat yang kekal abadi. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahmya sebagai pengabdian yang terbaik selaku hamba-Nya. Selamat jalan Bang Manan, pengabdian dan karakter kepemimpinanmu akan kami teladani.*

suprapto

Read Previous

Dewan Hakim MTQ Kundur, Ikuti Pelatihan

Read Next

Pemimpin Bersahaja Batam Meninggal Dunia