Di umur 38 tahun Will Freeman (Hugh Grant) masih betah hidup melajang dan tidak mau berkomitmen menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia sudah merasa nyaman dengan status lajangnya, dan kehidupan percintaannya pun harus berakhir selama 2 bulan dalam mengencani seorang wanita.
Padahal kehidupannya sudah mapan dalam financial tapi masih belum mau membentuk sebuah keluarga dengan seorang wanita.
Penghasilan Will hanya mengandalkan royalti lagu chirstmas ciptaan almarhum bapaknya. Makanya, dia tidak perlu bekerja dan hanya menghabiskan waktu berleha-leha didepan tv atau menyibukan diri dengan kegiatan yang tidak penting.
Kehidupan Will pun berubah ketika dia bertemu dengan anak berusia 12 tahun yaitu Marcus (Nicholas Hoult). Pertemuan pertama mereka berawal dari Will diajak Suzie (Teman Ibunya Marcus) untuk berpiknik bersama ke taman kota. Sedangkan Suzie mengajak Marcus untuk ikut bersama mereka. Setelah pulang dari piknik Suzie dan Marcus terkejut melihat Fiona (ibunya Marcus) pingsan disofa karena mencoba untuk bunuh diri. Dan nyawa ibunya Marcus masih bisa diselamatkan oleh tim medis.
Marcus merasa sedih melihat kondisi ibunya yang selalu sedih dan menangis tanpa sebab. Karena ibunya membesarkan Marcus secara single parent. Maka Marcus berpikir untuk menjodohkan ibunya dengan Will, dan dia langsung menelpon will untuk mengajak makan malam bersama ibunya direstaurant. Menurut Marcus, kalo dia dan ibunya hidup hanya berdua tidak ada orang ketiga (ayah / backup man). Apabila salah satu dari mereka sakit tidak ada yang membackup mereka berdua dan Ibunya Marcus pasti senang kalo ada yang mendampingi dia dalam membesarkan Marcus.
Si Will malah jatuh hati sama Suzie daripada Fiona tapi sayang kepada Marcus.
Chemistry Si Will dan Marcus sangat akrab sekali seperti Ayah dan Anak sehingga kita sebagai penonton akan berpikir bahwa Si Will memang pantas menjadi Ayah-nya Marcus.
Nah, bagaimana kelanjutan ceritanya… 🙂
NB: Silahkan menonton film ini untuk mengisi liburan akhir pekan anda.
