82 Tahun Al-Washliyah : Merajut Keislaman dalam Bingkai Keindonesiaan

82 Tahun Al-Washliyah
Merajut Keislaman dalam Bingkai Keindonesiaan
Oleh Surya Makmur Nasution
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD ;
Ketua Umum Ikatan Pelajar Al- Washliyah 1987-1988

Delapan puluh dua tahun lalu. Tepatnya 30 November 1930 atau 9 Rajab 1349 H. Ketika itu sekelompok pelajar Maktab Islamiyah Tapanuli di Medan yang dipimpin Abdurrahman Syihab, mendatangi Syeikh H Muhammad Yunus, sebagai ulama kharismatik dan guru mereka.

Kaum terpelajar yang rata-rata baru berumur 20 sd 26 tahun yang menamakan diri dengan : “Debating Club”, kelompok diskusi, bermaksud meminta Yunus memberi nama oragnisasi yang mereka bentuk. Oleh almarhum Yunus diberi nama : ” Al-Jam”‘iyatul Al-Washliyah”, yang bermakna perhimpunan/organisasi yang menghubungkan.

Semula, nama tersebut terasa asing di telinga, dan jarang dilafazkan. Anak muda yang memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi terhadap umat, terdiri dari Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, Arsyad Thalib Lubis, Adnan Nur, M Yusuf, dan Syamsuddin, akhirnya menyetujui nama yang diusulkan oleh guru mereka sebagai nama organisasi.

Ide dasar pembentukan Al-Washliyah ketika itu sebagai respon terhadap situasi perkembangan dinamika sosial masyarakat di Kota Medan khususnya, tentang perbedaan pemahaman dan cara pandang keagamaan yang bersifat fiqhiyah. Perbedaan itu terjadi di kalangan kelompok “tua” dan “muda” yang kerap terjadi perbedaan pemahaman dan cara pandang tentang ibadah, bukan hanya soal ushuliyah, dasar-dasar ketauhidan, bahkan soal-soal yang furu”‘iyah pun kerap terjadi perdebatan, seperti soal qunut, ziarah kubur.

Waktu pun terus berjalan. Tahun demi tahun, al-Washliyah pun berkembang di berbagai daerah, terutama di Sumatera Utara. Dari Medan, Al-Washliyah mengembangkan organisasinya ke berbagai daerah di Nusantara, seperti Sumatera, Indonesia Timur, Kalimantan dan Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Bankan, khusus di Kepri, Al- Washliyah didirikan pada tahun 1995, sebagai Cabang dari Riau dan kini telah terbentuk pengurus wilayah dan pengurus daerah untuk kabupaten kota. Alhamdulillah, untuk perayaan milad Al-Washliyah ke 82 tahun 2012 ini, Jum”‘at, 21 Desember, Kepri mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah dalam memperingati hari lahir organisasi yang berdiri sebelum kemerdekaan RI.

Kini, al-Washliyah yang memiliki berbagai organisasi bagian telah mengembangkan dirinya ke berbagai amal dakwah. Bukan hanya mengembangkan dakwah bil-lisan, tapi juga dakwal bil-amal, seperti pendidikan, mulai dari madrasah/sekolah dasar sampai aliyah/SMA sampai universitas.

Apa yang menjadi kekuatan Al-Washliyah sehingga mampu bertahan hingga usianya mencapai 82 tahun ?

Ada dua kesadaran yang dibangun Al-Washliyah dalam mengembangkan amal usaha dakawahnya sebagai sebuah organisasi massa Islam, yaitu, pertama, mengembangkan ajaran Islam sebagai sumber nilai kebajikan dan perdaban bagi manusia. Kedua, memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi serta mengawal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju Indonesia yang adil dan makmur.

Dua kesadaran amal dakwah Al-Washliyah itulah yang menjadi komitmen para kadernya untuk terus menerus mengabdikan dirinya tiada henti untuk kepentingan umat dan bangsa. Soal kepentingan umat ini, tak perlu diragukan lagi, di berbagai pelosok tanah air, Al-Washliyah ikut mendakwahkan Islam secara rahmatan lilalamin.

Begitu juga ikut serta mencerdaskan kehidupan bagsa dengan memberi pendidikan bagi anak-anak bangsa yang memadukan kecerdasan intelegensianya, emosionalnya dan spritualitasnya. Hebatnya, para kader yang menjadi juru dakwah tersebut, melakukannya tanpa pamrih kecuali mengharap ridlo Allah SWT.

Atas dasar itulah, Al-Washliyah yang para kadernya ikut berjuang dalam menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia, rasanya cukup beralasan, bila pemerintah memberi penghargaan kepada organisasi ini dengan penghargaan life time achievment award. Seperti halnya Persyarikatan Muhammadiyah (1912) dan Nahdlatul Ulama(1926),

Hanya saja dengan gerak dinamika perbahan sosial dewasa ini dengan pengaruh perdaban global, mau tidak mau, al-Wahsliyah, membutuhkan inovasi-inovasi baru, gagasan-gagasan segar yang kreatif dan responsif, agar mampu menghadapi tantangan perubahan zaman.

Menjaga akhlak dan moralitas bangsa agar tidak terjerembab kedalam pergaulan global yang liberal dan sekuler, hendaknya menjadi perhatian serius bagi Al-Washliyah di masa depan.

Mengembangkan inovasi-inovasi baru yang kreatif untuk kemakmuran umat, hendaknya menjadi perhatian serius bagi Al-Wahsliyah. Sistem ekonomi syari”‘ah yang kini semakin booming di tengah pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia, hendaknya menjadi perhatian khusus di masa mendatang.

Dengan kata lain, Al-Washliyah jangan berhenti dengan dakwah konvensionalnya, melainkan sudah harus beralih kepada dakwah komodernan yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saya akin, Al-Washliyah dengan semangat kemandirian dan ikhlas dalam perjuangan dakwahnya, berharap ridlo Allah SWT, menjadi kekuatan dan energi yang luar biasa. Itulah kekuatan modal sosial bagi al-Washliyah untuk semakin memantapkan amal dakwahnya dalam bingkai dan rajutan keislaman dan keindonesiaan.

Selamat Milad Al-Washliyah ke 82 tahun, Dalam Bingkai Keislaman dan Kebangsaan.

suprapto

Read Previous

Hartind Bantah RUU Kamnas Ancam Kebebasan Pers

Read Next

Perayaan Natal dan Tahun Baru, Polresta Tanjungpinang Perketat Penjagaan