Nilai-nilai Agama Sebagai Ruh Ideologi Pancasila

BATAM, IsuKepri.Com — Masyarakat harus mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama ini merupakan ruh bagi pandangan hidup dalam kehidupan di masyarakat dalam bingkai ideologi Pancasila. Jika nilai-nilai agama disusun dalam suatu sistem dan diproyeksikan dalam suatu negara, maka dapat menjadi ideologi dalam negara tersebut.

Akademisi yang juga sebagai staf Pemko Batam, Syamsul Bahrum menyatakan, untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai ideologi, terkadang terbentur dalam proses demokrasi. Dimana dalam proses demokrasi, faktor kuantitas (jumlah) lebih mempengaruhi dibanding kualitas itu sendiri.

“Ada konstitusi yang mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Sementara konstitusi sendiri terlahir dari proses demokrasi yang mengedepankan faktor kuantitas dan relatif. Sedangkan nilai-nilai agama berasal dari kitab suci yang absolut,” katanya dalam Seminar Keagamaan yang diselenggarakan Forum Pemberdayaan Pesantren Kepri di Pondok Pesantren Hidayatullah Batuaji, Rabu (28/11).

Nilai-nilai agama bisa menjadi ideologi sepanjang ajaran agama mampu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menjadikan agama sebatas proses reaktif bagi pemeluknya. Untuk itu, diperlukan kemampuan dalam memberikan pemahaman bagi pentingnya penerapan nilai-nilai agama secara universal di tengah kehidupan masyarakat.

Dalam memberikan pemahaman, seseorang harus mampu menguasai filsafat, sains dan teknologi. Dengan penguasaan filsafat, sains dan teknologi, akan terbangun moral (spiritual quotient), sensitifitas (emotional quotient) dan mental (intelligent quotient) yang melekat pada diri seseorang. Sehingga mampu menerjemahkan nilai-nilai agama yang bisa diterima secara logika, disertai analisa dan data.

“Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi terarah,” katanya.

Selain Syamsul Bahrum, kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, seperti dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Ridho Amir, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam, Effendi Asmawi dan Kasat Bimas Polresta Barelang, Syahril. Peserta terdiri atas para siswa SMA dan santri Hidayatullah serta Penyuluh Kemenag Kota Batam.

Ridho Amir memaparkan, tantangan bagi penerapan nilai-nilai agama dalam bingkai ideologi Pancasila ada pada generasi muda saat ini. Generasi muda harus mendapatkan bekal yang cukup selama mendapatkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal seperti pondok pesantren. Sehingga generasi muda memiliki akhlak dan karakter untuk memperbaiki kondisi kepemimpinan dan moral yang mencemaskan yang dapat menciderai keluhuran martabat kemanusiaan.

“Pondok pesantren harus mampu menjawab tantangan zaman ke depan. Dengan membentuk generasi muda yang mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah dan memanfaatkan SDM yang dimiliki tanpa harus meninggalkan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” jelasnya.

Kepala Kementerian Agama Kota Batam, Zulkifli Aka juga memberikan penekanan khusus mengenai pembentukan akhlak generasi muda. Peran pondok pesantren sangat strategis dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi umat. Seperti terjadinya marginalisasi atau disfungsi peran dalam masyarakat, baik pada tataran keluarga maupun komunitas. Serta terjadinya kemiskinan fungsi agama dalam kehidupan manusia, berkembangnya prilaku anti-sosial dalam masyarakat, merosotnya nilai kemanusiaan dan merosotnya kepercayaan diri umat terhadap norma, nilai-nilai, ajaran baik yang mereka miliki.
“Perlu adanya keistiqomahan dan kesabaran dalam menjalankan program-program keummatan. Sebagaimana kesabaran Nabi Ayub AS yang tidak pernah berputus asa akan nikmat Allah SWT. Dan ini akan berhasil dengan disertainya akhlak yang baik,” kata Zulkifli saat membuka kegiatan secara resmi.

Sementara itu Ketua Forum Pemberdayaan Pesantren Provinsi Kepri, Rizaldy Siregar menyatakan, kegiatan seminar dilakukan dalam rangka memperingati 1 Muharram dengan semangat hijrah. Perjalanan hijrah merupakan perpindahan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Kegiatan ini merupakan satu rangkaian dari sejumlah kegiatan yang telah dilakukan di sejumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri. Untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia.

“Forum Pondok Pesantren merupakan mitra Kementerian Agama untuk menjalankan program dalam memikul bersama kerja-kerja keumatan,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Forum Pemberdayaan Pesantren Provinsi Kepri juga menyerahkan beasiswa kepada 10 siswa SMA Hidayatullah Batuaji. Beasiswa kepada siswa berprestasi ini guna memotivasi siswa-siswa lainnya untuk lebih meningkatkan prestasi dan kualitas sumber dayanya. (eki)

iwan

Read Previous

Tiga Jam Beroperasi, Blue Bird Disarangkan Lagi

Read Next

Hasil Liga Premiere Inggris, Kamis 29-11-2012