Pemilih Cerdas dan Kesadaran Politik

OPINI, -Pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah (Pemilukada) yang dilaksanakan sesuai dengan amanat undang-undang seharusnya tidak dimaknai sebagai ajang perhelatan akbar pesta demokrasi belaka tetapi lebih dari itu. penggunaan teknologi komunikasi yang kian canggih ikut mempercepat perubahan. perubahan mendasar berupa peningkatan kesadaran untuk memaknai kekuasaan negara sebagai peranti mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan bersama dalam bingkai kekuasaan Negara (kepemimpinan), dimaknai sebagai cara untuk mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan bersama, keadilan dan penggunaan kekuasaan secara benar, baik, transparan, dan akuntabel menjadi keniscayaan. Salah satu tujuan Pemilukada adalah mewujudkan pemerintahan yang baik atau Good Government. Yang dimaksud dengan pemerintahan yang baik adalah sebuah system pemerintahan yang transparan, akuntable, dan bersih dari tindakan illegal sperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam bingkai itu pula, ketidakadilan dan korupsi menjadi musuh bersama.

Ketidakadilan dan korupsi sudah menjadi musuh bersama bagi masyarakat indonesia karena dampak kerusakan yang ditimbulkan sangat sistemik dan muaranya pasti menyengsarakan rakyat. Oleh karena itu Pemilukada merupakan pintu gerbang untuk memilih pemimpin baru yang tentunya mampu membawa perubahan yang lebih baik dan memiliki visi yang sama menjadikan korupsi menjadi musuh bersama yang kekal abadi. sehingga konsekuensi logis nya adalah mau tidak mau kita harus menggunakan hak suara untuk memilih pemimpin baru yang kita anggap baik. Satu suara sangat mementukan siapa yang nantinya memimpin kita selam lima tahun kedepan.

Fenomena Golput di Masyarakat
Meminjam Logika Ramdansyah menurutnya Golput terbagi menjadi dua yaitu golput by choices (pilihan) dan golput by accident. Pertama golput by choices atau pilihan politik merupakan sikap golput yang sudah menjadi pilihan seseorang yang tak bisa diganggu gugat. Hal ini disebabkan munculnya sikap apatis pemilih terhadap para calon kandidat yang bertarung. Itu didasari karena ketidakpercayaan terhadap kandidat yang bertarung atau dalam pandangannya semua kandidat yang itu tidak ada yang baik (tidak layak). Kedua golput by accident merupakan peristiwa yang diduga maupun tidak diduga. Salah satunya terkait distribusi surat undangan kartu pemilih yang sudah ditetapkan dalam aturan KPU. Biasanya hal ini didasari karena masalah teknis yaitu tidak sampainya undangan untuk mencontreng atau mencoblos ketika hari H.

Disamping itu ada juga Golput yang disebabkan alasan politis. dalam hal ini orang tidak memilih karena mereka tidak percaya kepada penyelenggara negara yang mungkin dianggap korup (tidak memiliki sikap politik yang tegas). Selain itu juga ada variabel golput logis, misalnya karena alasan tidak satu agama,suku dengan salah kandidat atau ketidakpercayaan akan adanya perubahan. Mereka menganggap siapun yang terpilih nantinya sama saja tidak akan membawa perubahan dan hanya sekedar obral janji. Hal ini bisa disebabkan oleh trauma masa lalu yang mungkin pernah dijanjikan sesuatu oleh salah seorang kandidat jika ia terpilih nantinya. Namun setelah kandidat tersebut terpilih janji yang pernah diucapkan tak kunjung terealisasikan. Ketika ditagih janjinya malah yang sering terjadi adalah mereka berdalih lupa. Ini merupakan hal yang sudah lumrah dinegri kita.

Modus-Modus Kecurangan
Modus pertama adalah serangan fajar menjelang orang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ini sudah menjadi lagu lama yang terus digunakan oleh salah satu tim sukses dari salah satu pasangan. Biasanya hal ini dilakukan karena ketidakpercayaan masyarakat akan memilihnya atau salah satu calon tidak memiliki basis pendukung didaerah tersebut.
Modus kedua adalah malam sebelum pencoblosan. pengalaman dibeberapa daerah malam sebelum pencoblosan tim sukses atau oknum datang ke rumah. Mereka, mengobrol dan diberikan uang untuk memilih pasangan tertentu. Biasanya modusnya berpura-pura mengantar undangan.
Modus ketiga berikutnya yakni saat pemberian kartu pemilih dan surat undangan, biasanya didalamnya ada brosur atau poster pasangan calon atau bisa juga ajakan untuk memilih nomor tertentu.
Modus Keempat adalah dibayar pasca pencoblosan. Modusnya warga yang memilih pasangan yang dipesan akan memfotonya. Hasilnya akan diperlihatkan kepada pasangan calon, lalu warga tersebut dibayar. Tentunya masih banyak modus-modus yang lainnya yang harus kita waspadai.

Masyarakat Terus Berubah
Kita semua perlu menyadari, rakyat dan bangsa Indonesia telah berubah dan terus berubah. Contoh yang paling dekat adalah Pemilukada DKI Jakarta. Walaupun aura pertarungan yang dirasakan begitu panas dan sangat kental serta dengan segala bentuk dinamikanya pemilihan yang berlangsung tetap berjalan dengan aman dan tertib. bahkan keberhasilan Pemilukada Jakakarta menjadi sorotan oleh dunia internasional. Kita harus berbangga dengan prsetasi itu. Hal positif lain yang bisa diambil adalah kesadaran politik masyarakat menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal itu dibuktikan dengan adanya trend perubahan pemilih yang dulunya mungkin lebih percaya kepada salah satu partai politik pengusung namun sekarang variabel partai politik tidak menjadi variabel penentu bagi sesorang untuk memilih calon pemimpin yang di usung. Masyarakat lebih menilai pada sosok pepimpin tersebut dari segala sisi baik prestasinya, trac recordnya, karakter dan lain sebagainya. Sekalipun sosok tersebut hanya diusung oleh partai-partai kecil dan menengah.

Disadari atau tidak hal ini juga yang menyebabkan kesadaran politik itu terus tumbuh dan berkembang. Tentu harapannya trend ini mampu menular kedaerah – daerah lain sehingga minimal Pemilukada yang berlangsung mampu mengurangi atau menekan angka golput di Indonesia umumnya dan di Tanjungpinang hususnya. Untuk itu mari kita sukseskan Pilwako 31 Oktober 2012 dengan berbondong- bondong ke TPS menggunakan hak suara kita. Ingat suara kita akan menentukan nasib Tanjungpinang lima tahun yang akan datang.

Jadilah PEMILIH CERDAS !!

Ivan Irifandi
Ketua Departemen Kaderisasi & Binsat
PD KAMMI Kepulauan Riau
Dan Anggota Komunitas Gerakan Kepri Gemar Menulis (GKGM)

Redaksi

Read Previous

Sumpah Pemuda : Sumpah Melawan Korupsi

Read Next

Penjualan Lintas Negara Mencinderai Masyarakat Hinterland