KAHMI Anambas : Mewujudkan Insan Mandiri, Menuju Negeri Madani

Anambas, Isukepri.com – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki cita-cita untuk mewujudkan Insan Mandiri, Menuju Negeri Madani. Hal ini disampaikan oleh Abu Hanifah, Pimpinan Harian Presidium KAHMI Anambas kepada Isukepri, Selasa (02/09).

” KAHMI merupakan sekumpulan kelompok masyarakat cendekian yang mengorientasikan visi misi keumatan dan kebangsaan dalam menjalankan roda organisasinya, ” ujar Abu Hanifah.

Dalam memperingati milad KAHMI yang ke-46, KAHMI KAA yang saat ini beranggotakan 35 alumni Himpunan Mahasiswa Islam di berbagai kampus di Indonesia ini ingin senantiasa memberikan kontribusi positif dalam pembangunan daerah.

” Walau terbilang masih sangat muda, KAHMI KAA berkomitmen turut memberikan kontribusi nyata dalam berbagai aspek kehidupan. KAHMI Anambas tersebar dalam berbagai profesi, baik sebagai guru, paramedis, Pegawai Pemerintah Daerah, SWASTA, Politisi dan berbagai peran lainnya, untuk itu diharapkan mampu menjalan tugas dan fungsinya dengan penuh integritas, dedikasi serta mengedepankan profesionalitas, ” ujar pria yang saat ini menjadi humas Premier Oil, salah satu perusahaan penambangan lepas pantai terbesar di Indonesia.

Dalam peringatan milad KAHMI ini, KAHMI KAA juga mengeluarkan beberapa statemen yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk menyelesaikan permasalahan krusial bangsa Indonesia.

” Permasalahan kepemimpinan dan keteladanan merupakan masalah krusial yang dihadapi Indonesia saat ini, ” ujar Abu Hanifah

Masalah serius yang dihadapi bangsa dan daerah hari ini adalah sulitnya mencari figure pemimpin yang benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan serta mampu memberikan keteladanan bagi semua pihak. Kepemimpinan hari ini, sering bermasalah karena banyak berasal dari proses politik transaksional, karbitan dan berdasarkan harga serta modal yang disetorkan. Bukan berdasarkan proses kaderisasi yang matang, track record yang bersih, dedikasi bagi masyarakat serta kemampuan menyelesaikan persoalan

Abu Hanifah menambahkan, permasalah krusial kedua yang dihadapi bangsa ini untuk segera dicarikan solusi adalah permasalahan kemandirian dan keberpihakan.

” Saat ini kita masih sangat sulit menemukan keberpihakan dan kemandirian. Kemandirian & Keberpihakan adalah kata kunci untuk menyelesaikan banyak masalah kemiskinan, ketakberdayaan, kelemahan dan ketergantungan. Jika kita ingin menciptakan kemandirian tanpa keberpihakan pastilah berjalan lamban dan cendrung sia-sia. Tentunya berpihak hanya pada kebenaran & keadilan bukan berpihak pada kebohongan & penindasan, hanya berpihak pada nilai amanah dan kejujuran, bukan berpihak pada maling & koruptor, ” ujar Bapak dua anak itu.

Abu Hanifah juga menyoroti masalah persatuan dan kesatuan bangsa. Kesatuan dan Persatuan merupakan jati diri bangsa yang harus kita pertahankan, sejarah membuktikan bercerai berai membuat lemah dan mudah dihancurkan. Semangat kesatuan dan persatuan yang mulai terkikis harus kita bendung sekuat tenaga dengan terus memupuk semangat kebersamaan. Celah-celah perpecahan harus kita isi dengan rasa memiliki dan saling menghargai, selanjutnya kita lem dan rajut dengan tali kesejahteraan, sejahtera merupakan salah satu obat mujarab untuk memperkuat semangat kesatuan dan persatuan.

” Persatuan dan kesatuan adalah harga mati dan jati diri kita sebagai bangsa yang berdaulat, ” ujarnya.

Selain itu, KAHMI KAA juga menyoroti pembuatan film innonceance of muslim yang mencenderai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

” KAHMI KKA sepakat untuk mengutuk keras pembuatan film itu, yang telah menghina umat Islam, KAHMI berharap masyarakat jangan terprovokasi untuk melakukan aksi anarkis, serta bersama-sama memberikan rasa aman buat seluruh warga, baik warga negara kita maupun warga asing, kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan,” tegas Abu Hanifah. (Slk)

suprapto

Read Previous

Dewan Apresiasi Kekuatan Pers Mengungkap Penimbunan Minyak

Read Next

Kepri Urutan ke-26 Provinsi Terkorup