2014, b\’right PLN Batam Realisasi Rencana Strategis

Pembangunan proyek pembangkit senilai lebih Rp1 trilyun tersebut, dapat mengurangi biaya bahan bakar, menghentikan pemakaian bahan bakar minyak, serta menambah pasokan listrik guna meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan di Batam.

BATAM CENTRE — Pada Senin (15/10/2012), telah dilaksanakan 2 penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) oleh b”‘right PLN Batam. Yaitu dengan PT Universal Batam Energi perihal pembangunan PLTG Tanjung Uncang 2 x 35 MW dan dengan PT Mitra Energi Batam perihal penambahan kapasitas PLTG Panaran I dengan combine cycle dan chiller. PPA ditandatangani Direktur Utama b”‘right PLN Batam, Dadan Kurniadipura, Direktur Utama PT Mitra Energi Batam, Noor Wahyu Hidayat dan Direktur PT Universal Batam Energi, Fazil E Alfitri bersamaan dengan pelaksanaan CEPSI 2012 di Bali.

Pembangunan PLTG 2 x 35 MW Tanjung Uncang dan combine cycle dan chiller merupakan bagian dari rencana strategis bright PLN Batam dalam pembangunan pembangkit yang berkelanjutan pada kurun waktu 2012-2016 di sistem Batam. Tujuannya, selain untuk memenuhi pertumbuhan energi rata-rata 11%, juga untuk memenuhi kebutuhan Beban Puncak yang rata-rata tumbuh 10%.

“Selain itu, penambahan kapasitas ini juga untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak. Di sisi lain beberapa pembangkit saat ini sejumlah 93 MW akan keluar (retired) dari sistem karena kontrak telah expired dan berbahan bakar mahal,” jelas Dadan Kurniadipura.

Pembangkit listrik di Batam saat ini, tergantung pada gas, minyak dan batubara. Semua pembangkit gas di Batam menggunakan gas yang bersumber dari Grisik Sumatera.

PLTG UBE 2 x 35 MW di Tanjung Uncang akan menggunakan gas yang bersumber dari Natuna Barat dan akan masuk di sistem (grid) Batam. Pada saat operasinya nanti di tahun 2014, grid Batam telah memiliki dua sumber pasokan gas. Sehingga akan meningkatkan security of supply energi untuk pembangkit di Batam.

Sedangkan pembangunan combine cycle dan chiller dengan kapasitas total 26,6 MW yang dilakukan pada PLTG eksisting milik MEB akan meningkatkan efisiensi termal pembangkit. Karena memanfaatkan gas buang PLTG eksisting sehingga akan menurunkan biaya pokok pembangkitan Sistem Batam.

UBE dan MEB adalah subsidiary PT Medco Power Indonesia. UBE telah mengantongi Gas Sales Agreement (GSA) dengan pemasok gas yang sumurnya berada di Natuna Barat. b”‘right PLN Batam dan UBE sedang berkonsorsium untuk membangun pipa gas bawah laut dari titik serah di pulau Pemping ke Tanjung Uncang di Pulau Batam.

Pembangunan ini pararel dengan pembangunan pembangkit UBE di Tanjung Uncang. Sehingga diharapkan selesainya pembangunan pembangkit akan bersamaan dengan selesainya pembangunan pipa pada Februari 2014. Sedangkan MEB sejak tahun 2004 telah menjadi IPP di Batam.

Pembangunan kedua proyek pembangkit senilai lebih Rp1 trilyun tersebut, dapat mengurangi biaya bahan bakar, bahkan dapat menghentikan pemakaian bahan bakar minyak, serta menambah pasokan listrik guna meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan di Batam. Dengan kondisi ini bright PLN Batam siap untuk menjadi partner pertumbuhan ekonomi wilayah KEPRI khususnya di Batam pungkas Dadan usai penandatanganan. (r)

iwan

Read Previous

Ikuti,,, Lomba Foto HUT PLN Batam ke-12

Read Next

PMPKT Minta Gubernur Copot Azirwan